Kenapa Akumulasi Suara Pilpres di Situs KPU Berbeda? Ini Penjelasannya

Ternyata memang ada perbedaan hasil. Namun, itu bisa dijelaskan.

oleh Rinaldo diperbarui 21 Apr 2019, 15:42 WIB
Siluet wartawan saat mengabadikan rekapitulasi penghitungan suara melalui aplikasi Situng di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (20/4). KPU menegaskan Situng hanya merupakan informasi dan tidak akan mempengaruhi penetapan hasil Pemilu 2019. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Di berbagai media sosial sedang viral dibahas metode menghitung angka yang ada dalam Situng Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menggunakan Microsoft Excel. Di situs berbagi video YouTube, misalnya, tak sedikit video yang dibuat dan mempertanyakan berbedanya angka yang dirilis KPU tentang perolehan suara Pilpres 2019 setelah dihitung dengan excel.

Akibatnya, KPU pun menjadi sasaran tuduhan. Lembaga penyelenggara pemilu ini dituduh tidak adil dan bahkan disebut curang. Benarkah tuduhan itu?

Salah seorang warganet bernama Abdul Hamid mencoba menjawab kejanggalan itu di laman website-nya. Melalui tulisan berjudul Membongkar Hitungan Excel Situng KPU yang Diduga Merupakan Kecurangan, dia pun mencoba mencari letak kesalahan penghitungan itu.

Pria yang karib disapa Abah ini mengaku tergelitik untuk melakukan simulasi penghitungan dengan menggunakan excel berdasarkan data suara Pilpres 2019 yang dirilis KPU pada lamannya, https://pemilu2019.kpu.go.id, Minggu (21/4/2019) siang.

Menggunakan metode yang sama dengan yang ada di video yang beredar, Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini memindahkan data tersebut ke excel. 

Data-2

Hasilnya, di situs KPU ditulis bahwa suara pasangan 01 sebanyak 7 032 163, sementara di excel 5510.996.

Di situs KPU ditulis bahwa suara pasangan 02 sebanyak 5 928 855 sementara di excel tertulis 6471.312

Ternyata memang ada perbedaan hasil. Namun, itu bisa dijelaskan. Menurut Abah, angka di tabel situs KPU ternyata menggunakan titik (.) yang jika dibaca di excel maka dianggap desimal.

"Makna terhadap angka tentu berubah. Paling mudah lihat tabel no 2 yang memiliki beberapa angka 0 di belakang yang di excel menjadi hilang ketika di copy-paste di sana," tutur Abah di laman website-nya.

 


Nol dan Titik

Siluet wartawan saat mengabadikan rekapitulasi penghitungan suara melalui aplikasi Situng di Kantor KPU, Jakarta, Sabtu (20/4). Menurut KPU, rekapitulasi penghitungan suara resmi Pemilu 2019 tetap dilakukan secara manual. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dia mencontohkan, suara di Sumatera Utara untuk pasangan 02, di Situs KPU ditulis 348.110 tapi begitu dicopy ke excel jadi 348.11

Lampung untuk pasangan 02, di situs KPU ditulis 220.710 tapi begitu dicopy ke excel jadi 220.71

Bali untuk pasangan 02, di situs KPU ditulis 13.780 tapi begitu dicopy ke excel jadi 13.78

Paling parah Kalimantan Barat, untuk pasangan 02, di situs KPU ditulis 174.600 tapi begitu dicopy ke excel jadi 174.6

Sementara Maluku untuk pasangan 02, di situs KPU ditulis 19.330 tapi begitu dicopy ke excel jadi 19.33

"Nol di belakang angka hilang semua, padahal maknanya besar. Ya secara keseluruhan angka ketika diubah jadi desimal memang maknanya berubah. Sampai sini semoga paham," tutur Abah.

Jadi, jalan keluarnya menurut Abah, adalah dengan mengganti angka desimalnya serta menghilangkan titik yang ada di tengah-tengah angka dan tambahkan nol yang hilang. Setelah itu barulah angka-angka itu dijumlahkan.

"Setelah dijumlahkan, hasilnya persis sama dengan hitungan di situs KPU, begitu juga prosentasenya yang digambarkan dengan diagram, pasangan 01 mendapat 7 032 163 (54%) dan pasangan 02 mendapat 5 928 855 (46%)," pungkas Abah.

  

Data-1

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya