Liputan6.com, Jakarta Sosok pahlawan nasional Indonesia, R. A. Kartini, menjadi inspirasi bagi setiap perempuan di negara ini. Hasil perjuangan Kartini dalam mengupayakan pendidikan bagi anak perempuan dan kesetaraan gender kini dapat dinikmati banyak pihak, terutama perempuan Indonesia.
Karenanya, setiap tanggal 21 April pun diperingati sebagai Hari Kartini, untuk mengenang jasa sang pahlawan di hari kelahirannya.
Baca Juga
Advertisement
Keberhasilan Kartini ini juga sangat dirsakan dua atlet ONE Championship yang berjuang mengaktualisasikan diri di ajang mixed martial arts (MMA).
Menurut Priscilla"Thathie" Hertati Lumban Gaol, apa yang dinikmatinya sebagai atlet saat ini tak lepas dari perjuangan dimasa lampau, terutama yang dilakukan oleh seorang Kartini.
Kebebasan perempuan untuk meraih mimpi di berbagai jalur kini bukanlah sesuatu hal yang mustahil, seperti “Thathie” yang memilih jalur bela diri – sebuah olahraga yang didominasi pria.
“Sosok Kartini dimata saya adalah seorang pejuang emansipasi wanita dan inspirasi bagi wanita Indonesia,” ujar Priscilla.
Kebebasan
Tanpa adanya peran dan perjuangan Kartini, yang menghasilkan buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" ini, para perempuan Indonesia saat ini mungkin belum dapat menikmati kebebasan seluas sekarang.
“Perjuangan beliau sudah menghasilkan kebebasan bagi perempuan untuk memilih dan berkembang. Saat ini Indonesia dan rakyatnya sudah mendukung perempuan untuk mencapai impian tanpa batas,” tambah atlet berusia 30 tahun yang mengagumi sosok Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti sebagai Kartini era modern, karena ketegasannya dalam mengambil keputusan.
Advertisement
Kejadian Paling Emosional
Priscilla, yang akan kembali membawa bendera Indonesia dalam ajang ONE: FOR HONOR di Jakarta pada tanggal 3 Mei nanti, kini dikenal sebagai salah satu atlet perempuan tertangguh divisi atomweight.
Sepanjang tahun 2018, dia memenangkan lima dari enam laga yang dilakoni, yang sekaligus membuatnya menjadi atlet tersibuk sepanjang tahun lalu.
Meski demikian, perjalananya menuju karier yang gemilang tidak diraih dengan mudah. Mantan atlet Wushu yang telah memberikan medali bagi Indonesia ini sempat terhambat karena orang tuanya tidak memberikan restu baginya.
“Diterima dan didukungnya saya sebagai seorang atlet MMA [Mixed Martial Arts] oleh orang tua dan keluarga adalah peristiwa yang tidak dapat saya lupakan,” katanya.
“Itu adalah salah satu kejadian paling emosional bagi saya.”
Inspirasi
Kartini yang lahir di Jepara juga menjadi sosok istimewa di hati Dwi Ani Retno Wulan, atlet asal Rembang, Jawa Tengah – daerah yang menjadi lokasi peristirahatan terakhir bagi sang pejuang emansipasi wanita itu.
“Beliau menginspirasi saya untuk tidak pernah menyerah. Saya tidak pernah merasa malu ketika saya kalah dalam suatu pertandingan. Itu artinya saya harus lebih keras berjuang,” tutur atlet berusia 20 tahun ini.
Perjuangan Kartini kini telah banyak menginspirasi warga di Jawa Tengah. Dalam ajang bela diri, banyak perempuan yang kini aktif dalam olahraga kickboxing, Taekwondo maupun Muay Thai.
“Perjuangan beliau sangat menginspirasi saya. Saya dapat berada di posisi sekarang tentu berkat peran beliau. Saya sering menyempatkan diri untuk ziarah ke makam beliau, karena kebetulan lokasinya dekat,” jelas Dwi.
Advertisement