4 Pesan Damai Menyejukkan dari Para Tokoh Negeri Usai Pilpres

Dari siapa sajakah seruan damai tersebut dipekikan usai Pilpres 2019?

oleh Maria Flora diperbarui 22 Apr 2019, 10:22 WIB
Presiden Jokowi berfoto bersama presiden terdahulu yakni Presiden ketiga RI BJ Habibie, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Kamis (17/8). (HANDOUT/INDONESIAN PRESIDENTIAL PALACE/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kemeriahan serta hiruk pikuk Pemilu dan Pilpres 2019 telah usai. Kini jutaan pasang mata dari penjuru negeri memantau hasil hitung cepat atau quick count dari sejumlah lembaga survei yang terus meng-update info terkini terkait perolehan suara untuk masing-masing paslon.

Untuk kembali menyatukan dua kubu yang sebelumnya berbeda pilihan dalam Pilpres 2019, sejumlah tokoh negeri menyerukan seruan damai agar tidak terjadi perpecahan antarumat beragama.

Publik pun diminta untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu miring yang ramai dibicarakan di media sosial terkait Pilpres (3946156 ""). Dari siapa sajakah seruan damai tersebut dipekikan?

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Megawati dan SBY

Presiden ke 6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono berjabat tangan dengan Presiden ke 5 RI, Megawati Soekarnoputri jelang Upacara HUT Kemerdakaan RI ke 72 di Istana Merdeka, Kamis (17/8). (Liputan6.com/via Anung Anindhito)

Presiden ke-3 RI BJ Habibie mengimbau seluruh rakyat untuk bersatu dan bergandengan tangan demi menyukseskan pembangunan usai Pilpres 2019. Menurutnya, berbeda pilihan merupakan hal yang biasa dalam demokrasi.

"Saya pesan, siapapun nanti yang dipilih, siapapun, dia adalah pimpinan kita, pilihan rakyat. Yang bersangkutan harus 100 persen pro rakyat. Tidak memihak yang memilihnya. Kalau sudah selesai, kita bergandengan menyukseskan pembangunan dan kita menyusun bersama bagaimana pembangunan," kata Habibie dalam tayangan Fokus Pagi Indosiar, Sabtu (20/4/2019).

SBY juga meminta agar siapapun yang menang di Pilpres 2019 bisa merangkul kembali masyarakat yang berbeda pandangan.

Sementara itu, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri juga meminta kader dan simpatisannya untuk bersabar menunggu hasil penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait perolehan suara Pilpres 2019.

"Saya ikut mendengarkan pidato Pak Prabowo yang saya lihat sebagai teman beliau, saya juga ingin mengucapkan terima kasih banyak karena beliau telah menginstruksikan untuk jangan terpengaruh, terprovokasi dan bersama sama untuk tidak terjadinya hal hal yang tidak kita inginkan," kata Megawati.


Sri Sultan Hamengkubuwono

Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan pidato saat acara Halal Bihalal dengan warga Yogya di Jakarta di rumah dinas Wakil Ketua DPD GKR Hemas, Jakarta, Minggu (24/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Seperti halnya Megawati, Sri Sultan Hamengkubuwono ke-X pun mengajak semua elemen bangsa damai usai pileg dan pilpres 2019.

Dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menunggu hasil rekapitulasi KPU, sebagai lembaga yang sah untuk menentukan hasil dari Pemilu 2019.

"Kita harus menghormati dan kita akan menunggu. Harapan saya kita sebagai anak bangsa kembali dalam kebersamaan, kembali dalam kedamaian, kembali dalam rasa tanggung jawab bersama," kata Sultan dalam video yang diterima pada Sabtu (20/4/2019).

Tak lupa Sri Sultan menyampaikan terima kasih dan selamat kepada KPU dan Bawaslu dari pusat maupun daerah, dan TNI dan Polri yang juga ikut mengamankan pemilu.


Koalisi Masyarakat Sipil dan Tim Kampanye

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) bersalaman usai debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Pernyataan pemilu damai dan keberadaban juga diungkap oleh Koalisi Masyarakat Sipil dan tim kampanye masing-masing.

Salah satu sikap mereka adalah meminta para elite politik untuk menjaga sikap serta tidak melontarkan pernyataan yang provokatif.

Koalisi tersebut terdiri dari Ketua PP Muhammadiyah Sunanto, Direktur Perludem Titi Anggraini, aktivis Feri Amsari, Direktur Exposit Strategic Arif Susanto, aktivis Hadar Nafis Gumay, akivis Jeirry Sumampow, Direktur Parasyndicate Ari Nurcahyo, aktivis Chalid Muhammad, peneliti Formappi Lucius Karus, Kode Inisiatif Veri Junaidi, Pegiat Pemilu Wahidah Suaib, dan Direktur LIMA Ray Rangkuti.

Bertempat di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Sunanto meminta para tim kampanye dan pemenangan mengedepankan sikap yang membawa kedamaian dan mempersatukan seluruh elemen bangsa.

"Pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon legislatif juga tidak melontarkan pernyataan yang spekulatif, provokatif, dan membelah masyarakat," lanjutnya.

Koalisi Masyarakat Sipil juga menyarankan semua pihak menempuh proses hukum jika menemukan dugaan kecurangan atau pelanggaran.

"Bawaslu, kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan mutlak bekerja transparan, profesional, akuntabel, dan adil dalam menyelesaikan dugaan pelanggaran pemilu yang mereka tangani," ungkap Sunanto.


Para Pemuka Agama

UKP-DKAP Din Syamsuddin saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Besar Pemuka Agama untuk Kerukunan Bangsa di Jakarta, Kamis (8/2). Ada tujuh isu keagamaan yang akan dibahas dalam musyawarah pemuka agama kali ini. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Menjaga suasana damai dan menahan diri setelah Pemilu 17 April 2019 juga diserukan oleh para pemuka agama di Tanah Air.

Salah satunya diungkap oleh Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj. Dia mengajak dan mengimbau kepada seluruh warga Indonesia agar menjaga keutuhan dan kerukunan di manapun, sampai kapanpun, dan dalam situasi apapun.

"Pemilu sudah berjalan dengan aman damai, tidak ada kerusuhan kerusuhan yang berarti. Ini merupakan keberhasilan rakyat Indonesia dalam menjalankan proses demokrasi politik," kata Said.

Seruan damai juga dipekikan oleh Ketua PGI Pendeta Henriette Tabita Hutabarat Lebang. Dia menyatakan perlunya merekatkan kembali kalau ada gesekan setelah Pemilu 2019.

"Ini masanya saling bersatu kembali, saling damai kembali. Dalam pemahaman iman Kristiani, masa paskah ini, adalah masa di mana setiap orang merenungkan dirinya, merenungkan kesalahan dan berdamai satu sama lain. Karena dalam keyakinan Kristen, Kristus datang untuk membawa damai sejahtera," kata Pendeta Henriette.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya