24 Orang Ditangkap Terkait Teror Bom Beruntun di Sri Lanka

Total 24 orang telah diamankan oleh otoritas Sri Lanka menyusul rangkaian teror bom beruntun yang terjadi di negara itu pada Minggu 21 April 2019.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Apr 2019, 12:02 WIB
Personel keamanan Sri Lanka berjaga di pintu masuk Hotel Shangri-La, Kolombo, pada 21 April 2019 untuk mengantisipasi teror susulan. (AFP)

Liputan6.com, Kolombo - Total 24 orang telah diamankan oleh otoritas Sri Lanka menyusul rangkaian teror bom beruntun yang terjadi di negara itu pada Minggu 21 April 2019.

Perkembangan terbaru soal penangkapan itu diumumkan oleh Kepala Kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekara pada Senin pagi, 22 April 2019 waktu lokal, sebagaimana dilansir CNN (22/4/2019).

Gunasekara memastikan bahwa seluruh penangkapan dilakukan sehubungan dengan insiden pada Minggu kemarin.

Dua di antaranya diamankan karena "memiliki gelagat yang mencurigakan" di sebuah hotel di Dambulla, Sri Lanka tengah.

Belum jelas berapa orang yang akan diproses ke tahapan hukum selanjutnya. Sebagian besar kemungkinan diamankan demi alasan penyelidikan.

Jumlah Orang yang Ditangkap Melonjak

Jumlah orang yang telah diamankan oleh otoritas melonjak dari pengumuman sebelumnya pada Minggu sore, 21 April 2019 atau beberapa jam usai rangkaian insiden terjadi.

Kemarin sore, Kementerian Pertahanan Sri Lanka mengonfirmasi bahwa tujuh orang telah ditangkap sehubungan dengan ledakan berantai.

Pada hari yang sama, outlet berita India News18.com melaporkan bahwa dua bomber bunuh diri diidentifikasi bernama Zahran Hashim, yang melancarkan aksi di Hotel Shangri La, Kolombo; dan Abu Mohammad yang menyerang gereja di Batticalao. Otoritas belum mengonfirmasi laporan tersebut.


Korban Tewas Meningkat Jadi 290 Orang

Ambulans terlihat di luar Gereja St Anthony's Shrine setelah ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyatakan mengatakan bahwa investigasi tengah berlangsung. (ISHARA S. KODIKARA/AFP)

Korban tewas insiden pengeboman beruntun di Sri Lanka bertambah menjadi 290 orang. Jumlah tersebut adalah para jemaat di tiga gereja, pengunjung tiga hotel elite, dan sebuah rumah warga. Di antara mereka adalah belasan warga negara asing.

Mengutip BBC News pada Senin (22/4/2019) terdapat 500 orang lain yang menderita luka akibat insiden.

Serangan bom Sri Lanka terjadi pada Minggu, 21 April 2019. Ledakan pertama terdengar pada pukul 08.45 pagi waktu setempat. Di antara tempat yang menjadi target adalah Gereja St. Anthony di Kolombo, St. Sebastian di Kota Negombo, sebuah gereja lagi di Kota Batticaloa, Hotel Shangri La, Cinnamon Grand Hotel, dan Hotel Kingsbury.

Tidak berhenti pada pengeboman ke-enam tempat itu, pada 14.00 waktu setempat terjadi ledakan ketujuh yang terjadi di distrik Dehiwala Kolombo, Sri Lanka.

30 menit berselang dari ledakan ke-tujuh, bom kembali diledakkan. Ledakan kedelapan terjadi di distrik Dematagoda. Firstpost melaporkan bahwa ledakan di Dehiwala menghantam Hotel Tropical Inn.


Korban Asing

Area restoran yang mewah di Hotel Shangri-La, Colombo, di mana terkena dampak ledakan bom. (AFP / Ishara S. Kodikara)

Sebagian besar dari mereka yang terbunuh merupakan warga negara Sri Lanka. Kementerian Luar Negeri negara ini menyebut, ada 36 warga negara asing yang turut menjadi korban meninggal dalam serangan bom tersebut.

Namun sebagian besar jenazah yang ditemukan petugas masih belum teridentifikasi di kamar mayat di beberapa rumah-sakit Kolombo.

WNA yang dimaksud antara lain:

  1. Inggris (5)
  2. Amerika Serikat (2)
  3. Denmark (3)
  4. Portugal (1)
  5. India (3)
  6. Turki (2)
  7. Belanda (1)
  8. Jepang (1)
  9. China (1)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya