Deretan Fakta Gereja hingga Hotel Mewah Jadi Sasaran Bom di Sri Lanka

Dari delapan lokasi di Sri Lanka yang dihantam ledakan, diduga kuat mayoritas pelaku merupakan pelaku bom bunuh diri.

oleh Maria Flora diperbarui 22 Apr 2019, 13:31 WIB
Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)

Liputan6.com, Jakarta - Sri Lanka berduka. Dikabarkan telah terjadi delapan ledakan bom pada Minggu pagi, 21 April waktu setempat hingga menewaskan ratusan jiwa dan terluka di tiga gereja, empat hotel, dan sebuah rumah.

Dari delapan lokasi di Sri Lanka yang dihantam ledakan, diduga kuat mayoritas pelaku merupakan pelaku bom bunuh diri.

Para jemaah di tiga gereja kala itu sedang mengikuti misa perayaan Paskah. Saat ledakan keras terjadi, kepanikan terjadi dan masing-masing berusaha menyelamatkan diri. Ketiga gereja itu adalah Saint Sebastian di Distrik Negombo, Saint Anthony di Distrik Kochchikade, dan gereja di Kota Batticoloa.

Sontak aksi bom bunuh diri tersebut mendapat kecaman dari seluruh tokoh dunia. Salah satunya Menag Lukman Hakim Saifuddin.

Menurut dia, tindakan pengeboman itu menyalahi ajaran agama. Sebab, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan, apa pun motifnya.

"Itu jelas sikap pengecut dan tidak bertanggung jawab. Apalagi bom meledak di rumah ibadah, saat umat beribadah," ucap Lukman Hakim.

Berikut fakta-fakta yang ditemukan saat bom mengguncang Sri Lanka:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sasaran Bom, Gereja hingga Hotel Mewah

Ambulans terlihat di luar Gereja St Anthony's Shrine setelah ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menyatakan mengatakan bahwa investigasi tengah berlangsung. (ISHARA S. KODIKARA/AFP)

Gereja hingga hotel berbintang adalah sejumlah lokasi yang paling disorot saat bom bunuh diri dilakukan pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Ledakan pertama dilaporkan terjadi di Gereja St. Anthony di Kochikade dan Gereja St. Sebastian di Negombo, kedua wilayah berada di pinggir Kolombo.

Dalam waktu nyaris bersamaan, tiga hotel mewah di kota Kolombo, yaitu Shangri-La, Kingsbury dan Cinnamon Grand, juga menjadi sasaran ledakan.

Tak lama, ledakan lain menghantam satu gereja di Kota Batticaloa, di timur Sri Lanka.

 


Hantam Hotel Tropical Inn di Distrik Dehiwala

Polisi mensterilkan jalan saat sebuah ambulans melaju membawa korban ledakan gereja di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Sekitar 99 orang dilaporkan tewas dalam ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Serangan bom tak hanya berhenti di enam titik. Bom ketujuh meledak di Dehiwala hingga menghantam Hotel Tropical Inn, sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Dua orang dilaporkan tewas.

Ledakan kedelapan di sebuah komplek perumahan di Distrik Dematagoda yang menewaskan tiga anggota polisi.

Mengutip News18.com, setidaknya 185 orang dilaporkan tewas, dengan 22 di antaranya adalah warga negara asing (WNA). Sekitar 400 orang juga dilaporkan terluka dalam teror beruntun tersebut.


Korban Tewas Capai 207 Jiwa

Prajurit Angkatan Darat Sri Lanka mengamankan sekitar Gereja St Anthony Shrine usai ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Menurut laman News18 dikutip pada Minggu (21/4/2019), saat ini terdapat sekitar 450 orang yang telah dibawa ke rumah sakit. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Para pemimpin dunia telah menyampaikan ucapan belasungkawa kepada pemerintah Sri Lanka atas insiden yang merenggut nyawa 207 orang tersebut, pada Minggu, 21 April kemarin.

Hal itu dikonfirmasi oleh juru bicara Kepolisian Sri Lanka pada sore waktu lokal, seperti dilansir CNN International, Minggu (21/4/2019).

Dari total korban jiwa, sekitar 22 orang telah diidentifikasi sebagai warga negara asing (WNA). Apakah salah satunya WNI?

Terkait hal ini pihak Kedutaan Besar Republik Indoneisa (KBRI) telah memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban serangan bom di Sri Lanka.

Sebelumnya dilaporkan seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La, salah satu titik yang menjadi lokasi ledakan. Namun, belakangan pihak KBRI memastikan KW selamat.

"Beberapa WNI lainnya yang menginap di hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian," tulis KBRI Kolombo melalui keterangan resmi yang diterima oleh Liputan6.com pada Senin (22/4/2019).


7 Orang Ditangkap

Ambulans terlihat di luar Gereja St Anthony's Shrine setelah ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Seorang pejabat di rumah sakit Batticaloa mengatakan kepada AFP, lebih dari 300 orang telah dirawat setelah ledakan terjadi. (ISHARA S. KODIKARA/AFP)

Seperti dilansir dari News18.com, Minggu (21/4/2019), Kementerian Pertahanan Sri Lanka mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menangkap tujuh orang sehubungan dengan ledakan berantai yang melanda tiga gereja, empat hotel, dan sebuah rumah.

Sebelumnya, News18.com melaporkan bahwa dua pelaku bom bunuh diri diidentifikasi bernama Zahran Hashim, yang melancarkan aksi di Hotel Shangri La dan Abu Mohammad yang menyerang gereja di Batticalao.

Namun, pihak otoritas setempat belum mengonfirmasi laporan tersebut.

Kemehan Sri Lanka juga menyatakan, dari total 8 serangan teror bom yang terjadi di Kolombo dan Batticaloa, merupakan serangan bunuh diri.


Pelaku Bom Sempat Antre Makanan Prasmanan

Personel keamanan Sri Lanka berjaga di pintu masuk Hotel Shangri-La, Kolombo, pada 21 April 2019 untuk mengantisipasi teror susulan. (AFP)

Pelaku bom bunuh diri di Sri Lanka dikabarkan sempat mengantre untuk sarapan prasmanan di Hotel Cinnamon Grand pada Minggu, 21 April, sebelum kemudian meledakkan bahan peledak yang diikat di tubuhnya.

Sambil membawa piring, pelaku yang pada malam sebelumnya telah mendaftar di hotel sebagai Mohamed Azzam Mohamed, baru saja akan dilayani ketika ia meledakkan diri di restoran yang penuh sesak. Demikian kata seorang manajer setempat.

"Ledakan terjadi sekitar pukul 08.30 pagi, dan restoran sedang ramai, terutama oleh tamu keluarga. Dia (pelaku bom bunuh diri) datang ketika puncak antrean, dan meledakkan diri," lanjut manajer itu kepada AFP, sebagaimana dikutip dari The Straits Times, Senin (22/4/2019).


Pelaku Beri Alamat Palsu

Area restoran yang mewah di Hotel Shangri-La, Colombo, di mana terkena dampak ledakan bom. (AFP / Ishara S. Kodikara)

Pejabat hotel lainnya juga mengaku bahwa ada satu tamu hotel yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri. Dia dilaporkan memberi alamat palsu.

Pelaku juga sempat mengatakan kepada resepsionis hotel bahwa dia berada di Kolombo untuk urusan bisnis.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya