Airnav Siapkan Navigasi Berbasis Satelit Buat Layani Bandara Baru Yogyakarta

AirNav Indonesia akan memberikan layanan aerodrome control (ADC) untuk pesawat udara yang take-off dan landing di NYIA melalui Menara Pemandu Lalu Lintas Penerbangan NYIA.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Apr 2019, 15:15 WIB
Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (Sumber:Twitter/@Sutopo_PN)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau yang lebih dikenal AirNav Indonesia, telah menyiapkan prosedur pengaturan lalu lintas penerbangan di ruang udara Yogyakarta. Pengaturan ini untuk rangka mendukung beroperasinya Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) atau Bandara Baru Yogyakarta.

Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan, Airnav telah menyiapkan prosedur Performance Based Navigation (PBN), yakni prosedur pengaturan navigasi penerbangan dengan menggunakan teknologi berbasis satelit.

Menurutnya, ruang udara Yogyakarta cukup padat, pergerakan pesawat udara dalam satu hari bisa sekitar 280 sampai dengan 300 pergerakan take-off dan landing terdiri dari 170 regular flight dan sisanya training.

Saat Bandara NYIA beroperasi, Bandara Adi Sutjipto tetap akan beroperasi untuk slot penerbangan militer dan training.

"Jadi cukup kompleks pengaturan ruang udaranya. Tetapi kami sudah siap sehingga penggunaan ruang udara Yogyakarta dapat dikelola dengan baik,” ungkap Novie, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (22/4/2019).

Untuk tahap awal, NYIA akan melayani penerbangan internasional, sedangkan penerbangan domestik masih menggunakan Bandara Adi Sutjipto.

Dijelaskan Novie, AirNav Indonesia akan memberikan layanan aerodrome control (ADC) untuk pesawat udara yang take-off dan landing di NYIA melalui Menara Pemandu Lalu Lintas Penerbangan NYIA.

Sedangkan untuk pesawat udara di ruang udara Yogyakarta dengan ketinggian 4.000 sampai dengan 24.500 kaki akan dilayani oleh unit approach control (APP) yang bertempat di Bandara Adi Sutjipto yang telah dilengkapi dengan Radar Surveillance dengan coverage hingga radius 183 nautical miles.

“Tower ATC baru dengan peralatan navigasi penerbangan termasuk desk control, radio, AFTN dan VSAT sudah diuji coba dan siap beroperasi. Bahkan untuk fasilitas dan SOP/MOS (standard operation procedure/manual of standard) kami telah mendapatkan sertifikasi CASR (civil aviation safety regulation) 171 & 172 dari Kementerian Perhubungan. Untuk pelayanan informasi cuaca, BMKG siap mendukung kami dengan AWS (Automatic Weather Station),” terang Novie.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Siapkan Personel

Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (Sumber:Twitter/@Sutopo_PN)

AirNav Indonesia telah menyiapkan personel layanan navigasi penerbangan untuk mendukung operasional layanan navigasi penerbangan di NYIA.

11 orang personel Air Traffic Controller (ATC), 3 orang personel Air Traffic Reporting Office (ARO) dan 3 orang personel teknik navigasi penerbangan secara bergantian akan menunjang operasional di Menara Pemandu Lalu Lintas NYIA.

"Personel yang akan memberikan layanan navigasi penerbangan di NYIA telah kami berikan pelatihan secara komprehensif mengenai segala hal yang menunjang operasional, termasuk prosedur PBN yang akan digunakan," tutur dia. 

"Kami akan menggunakan PBN untuk standard arrival procedure dan standard departure procedure. Penggunaan PBN akan membuat pengaturan lalu lintas penerbangan menjadi lebih presisi dan efisien. AirNav Indonesia siap mendukung operasional layanan navigasi penerbangan di NYIA,” pungkas Novie.


Simulasi Operasional Bandara Yogyakarta Mencakup Hal Ini

Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (Sumber:Twitter/@Sutopo_PN)

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) akan melakukan serangkaian simulasi terkait operasional Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo yang direncanakan beroperasi pada 29 April 2019.

 
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, kegiatan simulasi ini akan berlangsung sejak 20 hingga 26 April 2019.
 
"Simulasi ini untuk memastikan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan menjelang dioperasikannya Bandara Internasional Yogyakarta. Hal ini mengingat tingginya trafik penerbangan di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah," jelasnya dalam sebuah keterangan tertulis, Minggu (21/4/2019).
 
Dia menyampaikan, rangkaian simulasi tersebut akan menguji sejumlah aspek. Mulai dari moda transportasi penunjang dari dan ke bandara hingga kelayakan infrastruktur penunjang pelayanan bandara.
 
Adapun rangkaian simulasi dimulai dengan kegiatan simulasi keamanan bandara oleh Komite Keamanan Bandara (Airport Security Committee) pada 20 April 2019, simulasi operasional lapangan (24 April 2019), evaluasi simulasi pengoperasian bandara (25 April 2019), dan simulasi gabungan pengoperasian bandara bersama seluruh pemangku kepentingan terkait. Seperti transportasi darat, maskapai penerbangan, petugas imigrasi, dan lainnya (26 April 2019). 
 
Pada 22 April 2019 juga akan dilaksanakan penilaian potensi gangguan dan risiko atau hazard identification and risk assesment (HIRA) oleh maskapai dan rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan serta table top exercise operasi bandara pada 23 April 2019.
 
Sementara itu, menurut Faik, permintaan slot penerbangan untuk Bandara Adisutjipto Yogyakarta masih tinggi.
 
Dengan dialihkannya penerbangan internasional dari Bandara Adisutjipto ke Bandara Internasional Yogyakarta maka permintaan slot penerbangan tersebut dapat diakomodir. 
 
"Aspek keselamatan juga dapat lebih terjamin karena panjang landas pacu Bandara Internasional Yogyakarta sepanjang 3.250 meter lebih panjang dari runway Bandara Adisutjipto," imbuh Faik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya