Hari Bumi, Ini 3 Miliarder yang Jadi Pahlawan Lingkungan

Hari bumi, inilah tiga miliarder yang menjadi pahlawan lingkungan.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Apr 2019, 19:00 WIB
Ilustrasi ikan paus (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Bumi pertama kali diadakan oada tahun 1970. Senator Gaylord Nelson menjadi inisiator Hari Bumi sebagai respons atas bocornya minyak di pantai Santa Barbara, California, di tahun 1989.

National Geographic mencatat ada beragam masalah lingkungan yang perlu ditangkal manusia. Masalah pencemaran lingkungan akibat korporasi yang terjadi di era Senator Nelson masih relevan hingga hari ini, lalu ada masalah plastik, dan juga perlindungan spesies yang menjadi tema Hari Bumi 2019.

Masalah lingkungan yang melibatkan korporasi besar serasa berat bila hanya dilawan oleh aktivis lingkungan. Untungnya, ada sejumlah miliarder yang menjadi pahlawan lingkungan.

Pada Hari Bumi ini, berikut tiga miliarder yang memainkan peran dalam melindungi bumi dan penghuninya dari kerusakan lingkungan seperti dikumpulkan dari berbagai sumber.


1. Bill Gates

Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/SAUL LOEB)

Melalui Gates Foundation, Bill Gates dan istrinya juga membantu berbagai yayasan untuk melawan perubahan iklim.

Bill Gates pun sadar perubahan iklim terjadi karena berbagai faktor. Solusi dari Bill Gates adalah bertindak lewat jalur penelitian.

Gates bergabung dengan grup pendanaan swasta bernama Breakthrough Energy Venture untuk memberi solusi berbagai sektor yang memberi dampak ke perubahan iklim: listrik, agrikultur, manufaktur, transportasi, dan bangunan.

Total dana investasi di Breakthrough Energy Venture adalah sebesar USD 1 miliar atau Rp 14 triliun (USD 1 = Rp 14.091) dan akan digunakan untuk membantu perusahaan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan.


2. Tom Steyer

Miliarder Tom Steyer

Tom Steyer adalah pendiri Farallon Capital Management dan sukses menjadi miliarder. Namun, ia sekarang terkenal sebagai aktivis lingkungan.

Tom Steyer menyebut udara dan air bersih merupakan hak. Ia pun berani menyebut korporasi yang tamak sebagai pelanggar hak tersebut.

Steyer dan istrinya juga menyumbangkan puluhan juta dolar ke Universitas Stanford dan Yale untuk penelitian energi. Ia jug amendirikan NextGen Climate yang mendukung energi bersih.


3. Hansjörg Wyss

Es menutupi garis pantai Danau Michigan ketika suhu turun hingga -20 derajat F (-29C) di Chicago, Illinois, Rabu (30/1). Suhu di beberapa negara bagian AS menurun drastis, sampai diprediksi bakal lebih dingin dibanding Antartika. (JOSHUA LOTT / AFP)

Tahun lalu, miliarder kelahiran Swiss ini menyiapkan USD 1 miliar (Rp 14 miliar) demi melidungi hewan dari kepunahan dan perubahan iklim.

Ia bertekad agar alam liar dapat diurus oleh publik, bukan oleh pihak swasta. Ia tidak ingin melihat wilayah yang dilindungi harus digembok dari luar, melainkan menjadi taman nasional dan cagar lautan yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Wyss pun mengajak dan pemerintah agar tergugah untuk menjaga tanah dan samudera di seluruh dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya