Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko membantah tuduhan bahwa Dahlan Hasan Nasution mengundurkan diri sebagai Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara karena mendapat tekanan politik dari Jokowi.
Moeldoko menegaskan, Dahlan mundur karena keinginannya sendiri, tanpa ada tekanan dari pihak Istana.
Advertisement
"Tekanan enggak. Kalau kita ke daerah enggak ada penekanan-penekanan begitu," ucap Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/4/2019).
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf ini menceritakan, biasanya di sela-sela kampanye di daerah, Jokowi hanya berbicang seputar perolehan suara. Namun Jokowi tidak pernah memasang target raihan suara setiap daerah.
"Enggak ada instruksi (target perolehan suara). Justru yang ada itu mereka-mereka menyampaikan 'bapak sekian persen (target raihan suara)'. Setiap kita ketemu mereka rata-rata gitu," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Disayangkan BPN
Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said menyayangkan sikap Dahlan yang memutuskan mundur dari jabatannya karena pasangan Jokowi-Ma’ruf kalah unggul dari Prabowo-Sandiaga di Madina.
"Kalau itu terjadi, itu kita perlu prihatin juga, sebabnya apa kok tidak sesuai harapan, kemudian mundur apakah ada janji. Apakah ada perjanjian bahwa harus menang kalau kalah kemudian mundur?” kata dia.
Mantan Menteri ESDM ini menyebut saat ini kepala daerah mengalami tekanan politik dari Jokowi.
Ini adalah contoh bahwa memang aparat mengalami tekanan-tekanan, tidak mungkin tidak ada masalah kalau dia tidak mundur," ucap dia.
Advertisement