Keseruan WNI di Belanda Berkebaya Saat Peringati Hari Kartini

Meskipun di Belanda tidak ada perayaan khusus Hari Kartini, tapi dua perempuan asal Surabaya dan Bogor ini tetap meneruskan tradisi budaya Indonesia.

oleh Yuke Mayaratih diperbarui 23 Apr 2019, 14:53 WIB
Tak mau melupakan tradisi berkebaya di hari kartini, dua perempuan Indonesia bangga berkebaya pada perayaan paskah di Belanda ( Foto: Yuke Mayaratih Von Oerthel)

Liputan6.com, Zuthpen - Meskipun di Belanda tidak ada perayaan khusus Hari Kartini, tapi dua perempuan asal Surabaya dan Flores ini tetap meneruskan tradisi budaya Indonesia. Keduanya mengenakan kebaya, baju tradisional Indonesia.

"Saya khusus memesan baju kebaya ini di Pasar Ungaran, Semarang, Jawa Tengah loh. Adik saya yang beliin. Jadi saya bisa bergaya dengan baju ini," kata Muji Slamet Rahayu.

Muji adalah seorang ibu dari 4 anak. Ia sudah 26 tahun tinggal di kota Zuthpen, Belanda.

"Meskipun sudah lama tinggal di Belanda, tapi saya enggak pernah lupa tanggal 21 April itu diperingati sebagai Hari Kartini di Indonesia. Soalnya saya juga kagum loh sama perjuangan Ibu Kartini. Sampai sekarang ia tetap menjadi inspirasi bagi perempuan di Indonesia untuk tetap maju dalam segala hal. So, enggak ada salahnya juga kan kalo kita berkebaya seperti ini," kata muji sambil tersenyum.

Sementara, Bena Langari, wanita asli Flores ini mengatakan serunya berkebaya di Belanda karena kelihatan bedanya. "Di antara orang yang berpakaian modern trus ada satu dua orang yang berkebaya kan seru, ya. Dan yang pasti secara tidak langsung kita juga sekalian kenalkan budaya Indonesia di sini. Maklum Zuthpen bukan kota besar, jadi warga di sini enggak sering melihat orang Indonesia berkebaya seperti ini."

Bena mengatakan, sebagai bagian dari perempuan Indonesia, sebaiknya kita tidak melupakan jasa Kartini. Dan di manapun kita berada, apalagi di luar negri, sebaiknya memang meneruskan tradisi ini.

"Lagi pula perempuan Indonesia kelihatan lebih anggun loh kalo pakai kebaya, meskipun ada modifikasi di sana sini. Misalnya panjang kainnya dibuat selutut atau baju kebaya yang zaman dulu berlengan panjang, sekarang banyak yang berlengan pendek, malah ada yang tanpa lengan juga," kata Bena.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Rindu Kampung Halaman

Khusus pesan baju kebaya dari Indonesia untuk bisa tampil beda di hari kartini di Belanda ( Foto: Yuke Mayaratih von Oerthel)

Bena Langari memang baru satu tahun menetap di kota Zuthpen, Belanda. Ibu dengan dua putra ini mengaku masih sering rindu kampung halaman. "Untung saja di Belanda sini sering ada kumpulan orang Indonesianya, jadi lumayan menghiburlah," kata Bena dengan tawa riang.

Bagi Bena maupun Muji, tampil dengan kebaya tradisional di Belanda memang seru. Keduanya sepakat akan mengenakan baju kebaya tradisional setiap perayaan hari Kartini. Karena mereka mau tetap meneruskan tradisi ini untuik anak-anak mereka.

"Supaya anak-anak kami tidak melupakan tradisi Indonesia, soalnya dalam diri mereka kan ada darah Indonesia juga," jelas muji yang memiliki anak perempuan berusia 5 tahun ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya