Waspada, Banyak Menonton TV Picu Kurangnya Daya Ingat

sebuah penelitian dari Science News, menyatakan bahwa semakin banyak orang dewasa menonton TV, semakin pesar juga potensi risiko berkurangnya ingatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2019, 11:00 WIB
TV LED memiliki kelebihan dan kelemahan dibandingkan TV tabung. Apa saja kelebihan dan kelemahannya?

Liputan6.com, Jakarta Menonton televisi selalu menjadi pengalih perhatian, setelah seseorang melakukan aktivitasnya sehari-hari. Tidak hanya itu, menonton televisi juga menjadi kegiatan seseorang untuk menghilangkan stres atau mencari hiburan.

Namun, sebuah penelitian menyatakan bahwa semakin banyak orang dewasa menonton tv, semakin pesar juga potensi risiko berkurangnya ingatan.

Penelitian tersebut berjudul "Watching hours of TV is tied to verbal memory decline in older people", ditulis oleh Laura Sanders, dan dilakukan di University College London, Inggris. Penelitian dijalankan dengan mengamati kebiasaan menonton tv dari 3.590 responden usia 50 tahun ke atas, pada tahun 2008 dan 2009.

Untuk menguji memori/ingatan yang dimiliki responden, peneliti melakukan tes berupa tes memori verbal. Tes ini dilakukan dengan meminta responden untuk mengingat 10 kata yang baru saja dibacanya. Selain itu, responden juga diminta untuk menyebutkan nama-nama binatang dalam waktu kurang dari satu menit.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Otak tak bekerja efektif

Setelah enam tahun, responden diminta untuk mengulangi proses yang sama.

Hasil membuktikan bahwa responden yang menonton televisi lebih dari 3,5 jam setiap hari memiliki ingatan/memori yang lebih buruk, daripada yang menonton televisi kurang dari 3,5 jam.

Dikutip dari Mental Floss, peneliti menyimpulkan bahwa menonton televisi dapat menyebabkan otak yang bekerja tidak efektif dan seseorang harus waspada terhadap durasi menonton televisi agar tidak menyesal dikemudian hari.

Selain hasil tersebut, peneliti juga menemukan bahwa terlalu banyak menonton televisi, khususnya adegan kekerasan, dapat memicu pelepasan glukokortikoid (gabungan glukosa, korteks, dan steroid) atau hormon stres. Kadar glukokortikoid yang tinggi, dapat menyebabkan gangguan memori. 

 

Penulis: Dara Elisabeth

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya