Dampak Gempa Filipina Meluas, 11 Orang Tewas dan 81 Terluka

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi bermagnitudo 6,3 di Filipina mencapai 11 orang.

oleh Siti Khotimah diperbarui 23 Apr 2019, 12:28 WIB
Situasi evakuasi di Provinsi Pampanga, Filipina pasca-dilanda gempa bermagnitudo 6,3 pada Senin, 21 April 2019 (AFP Photo)

Liputan6.com, Manila - Jumlah korban tewas akibat gempa bumi bermagnitudo 6,3 yang mengguncang Filipina pada Senin, 22 April 2019 mencapai 11 orang.

Badan tanggap bencana pemerintah mengatakan setidaknya 24 orang masih hilang, sebagian besar di puing-puing supermarket yang ambruk di Porac, sementara 81 lainnya terluka.

Mengutip Channel News Asia pada Selasa (23/4/2019) kerusakan terparah akibat lindu ditemukan di Provinsi Pampanga Filipina, di mana sebagian besar korban meninggal ditemukan.

Empat jasad tak bernyawa ditemukan pada Senin malam, di Supermarket Chuzon yang runtuh akibat gempa. Sementara itu, Hawaii News Now melaporkan tiga warga desa lain tewas akibat rumah yang ambruk, disampaikan oleh Mayor Condralito dela Cruz di Kota Porac, Provinsi Pampanga, Manila utara.

Seorang jurnalis Associated Press juga mengaku melihat tujuh orang, dengan setidaknya satu orang meninggal ditarik keluar oleh regu penyelamat dari tumpukan beton dan kayu.

Jumlah korban tewas kemudian dikonfirmasi Gubernur Pampanga, Lilia Pineda. Ia mengatakan setidaknya 10 orang tewas di provinsinya, termasuk mereka yang tewas di kota Porac. Seorang anak lain kemudian ditemukan meninggal di provinsi terdekat Zambales, kata para pejabat.

Gempa berkekuatan 6,3 itu merusak banyak rumah, jalan beton, jembatan, gereja-gereja Katolik Roma dan terminal bandara internasional di Clark Freeport, bekas pangkalan udara Amerika, di Pampanga, Filipina.


Evakuasi Masih Berlanjut

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Saat ini, tim penyelamat Filipina tengah berusaha menyelamatkan belasan korban yang terperangkap dalam reruntuhan bangunan di Manila. Dalam evakuasi mereka dibantu oleh Palang Merah, pasukan tentara, polisi, dan masyarakat dengan menggunakan crane dan anjing pelacak.

Otoritas Filipina juga memasukkan tabung oranye besar ke puing-puing untuk meniupkan oksigen dengan harapan orang yang mungkin terperangkap dapat bernafas. Pada Selasa pagi, penyelamat menarik seorang pria yang masih hidup. Korban selamat tersebut disambut dengan sorakan penuh syukur dan tepuk tangan.

Bangunan empat lantai di Kota Porac yang juga terdapat supermarket itu hancur ketika gempa mengguncang Pampanga serta beberapa provinsi lain dan ibu kota, Manila, di pulau utara utama Luzon.

Adapun gempa itu disebabkan oleh pergerakan di patahan lokal pada kedalaman 8 mil di dekat kota barat laut Castillejo di provinsi Zambales, kata Renato Solidum, yang mengepalai Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina.

Lebih dari 400 gempa susulan telah tercatat, sebagian besar tidak terasa.

Perkiraan awal Survei Geologi AS adalah bahwa lebih dari 49 juta orang m guncangan akibat gempa bumi, dengan lebih dari 14 juta orang cenderung merasakan guncangan sedang atau lebih.


Dampak Lain Gempa

Ilustrasi bandara (AP Photo/Ketut Nataan)

Bandara Internasional Clark di barat laut Manila, ditutup sementara karena rusaknya konter check-in, langit-langit bandara, dan bagian dari area keberangkatan, kata pejabat bandara Jaime Melo, seraya menambahkan bahwa tujuh orang terluka ringan dan lebih dari 100 penerbangan dibatalkan.

Sementara itu, Pastor Roland Moraleja, yang berada di Kota Porac, mengatakan menara lonceng Santo Catherine dari Aleksandria abad ke-18 runtuh akibat gempa.

"Itu adalah satu-satunya bagian yang tersisa dari sebuah gereja tua," katanya kepada AFP. "Nilai historisnya sekarang hilang."

Sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia, Filipina sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi karena terletak di "Cincin Api" Pasifik. Yaitu busur pegunung berapi dan jalur patahan seismik yang aktif di Cekungan Pasifik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya