Selang Sehari, Gempa Besar Kembali Guncang Filipina

Filipina kembali dilanda gempa pada Selasa, 23 Maret 2019 berkekuatan 6,5.

oleh Siti Khotimah diperbarui 23 Apr 2019, 13:09 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Gempa besar kembali melanda Filipina pada Selasa, 23 Maret 2019. Lindu bermagnitudo 6,5 menghantam Pulau Samar di Kepulauan Visayas, Filipina tengah pada pukul 13.37 waktu setempat, atau 12.37 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Titik pusat gempa berada pada kedalaman 100 kilometer di bawah permukaan tanah, demikian sebagaimana dikutip oleh European-Mediterranean Seismological Centre (EMSC), Selasa (23/4/2019).

Episentrum berada pada jarak 19 kilometer sebelah barat dari Nena, Filipina; atau 217 kilometer sebelah timur laur Kota Cebu.

Sementara itu pada Senin, 22 April 2019 Filipina telah diguncang gempa berkekuatan 6,3 yang berpusat di Gutad. Sebanyak 11 orang tewas akibat gempa Senin kemarin, dengan 24 orang masih hilang dan 81 lainnya terluka menurut badan tanggap bencana pemerintah.

Sebelum guncangan besar dirasakan pada Selasa siang ini, sebanyak lebih dari 400 gempa kecil telah tercatat menyusul getaran bermagnitudo 6,3 pada Senin.


Evakuasi Korban Tewas Gempa Senin

Situasi evakuasi di Provinsi Pampanga, Filipina pasca-dilanda gempa bermagnitudo 6,3 pada Senin, 21 April 2019 (AFP Photo)

Empat jasad tak bernyawa ditemukan pada Senin malam, di Supermarket Chuzon yang runtuh akibat gempa. Sementara itu, Hawaii News Now melaporkan tiga warga desa lain tewas akibat rumah yang ambruk, disampaikan oleh Mayor Condralito dela Cruz di Kota Porac, Provinsi Pampanga, Manila utara.

Seorang jurnalis Associated Press juga mengaku melihat tujuh orang, dengan setidaknya satu orang meninggal ditarik keluar oleh regu penyelamat dari tumpukan beton dan kayu.

Jumlah korban tewas kemudian dikonfirmasi Gubernur Pampanga, Lilia Pineda. Ia mengatakan setidaknya 10 orang tewas di provinsinya, termasuk mereka yang tewas di kota Porac. Seorang anak lain kemudian ditemukan meninggal di provinsi terdekat Zambales, kata para pejabat.

Gempa berkekuatan 6,3 itu merusak banyak rumah, jalan beton, jembatan, gereja-gereja Katolik Roma dan terminal bandara internasional di Clark Freeport, bekas pangkalan udara Amerika, di Pampanga, Filipina.


Proses Penyelamatan Masih Berjalan

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Saat ini, tim penyelamat Filipina masih berusaha menyelamatkan belasan korban yang terperangkap dalam reruntuhan bangunan di Manila. Dalam evakuasi mereka dibantu oleh Palang Merah, pasukan tentara, polisi, dan masyarakat dengan menggunakan crane dan anjing pelacak.

Otoritas Filipina juga memasukkan tabung oranye besar ke puing-puing untuk meniupkan oksigen dengan harapan orang yang mungkin terperangkap dapat bernafas. Pada Selasa pagi, penyelamat menarik seorang pria yang masih hidup. Korban selamat tersebut disambut dengan sorakan penuh syukur dan tepuk tangan.

Bangunan empat lantai di Kota Porac yang juga terdapat supermarket itu hancur ketika gempa mengguncang Pampanga serta beberapa provinsi lain dan ibu kota, Manila, di pulau utara utama Luzon.

Adapun gempa itu disebabkan oleh pergerakan di patahan lokal pada kedalaman 8 mil di dekat kota barat laut Castillejo di provinsi Zambales, kata Renato Solidum, yang mengepalai Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina.

Perkiraan awal Survei Geologi AS adalah bahwa lebih dari 49 juta orang m guncangan akibat gempa bumi, dengan lebih dari 14 juta orang cenderung merasakan guncangan sedang atau lebih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya