Pemanasan Global Bertambah, Bumi Harus Pangkas Emisi Karbon hingga 2050

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut, saat ini suhu bumi pra-industri bergerak dari 1,5 derajat Celcius ke angka 2 derajat Celcius.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2019, 06:30 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh negara menunjukkan aksi untuk memangkas emisi karbon hingga nol dari bahaya pemanasan global pada 2050.

Berdasarkan laporan Intergovermental Panel on Climate Change, usaha memangkas emisi karbon dan bahaya pemanasan global itu perlu untuk menghindari kondisi temperatur bumi yang berbahaya.

Salah satu caranya yaitu mengurangi suhu bumi pra-industri mencapai di atas 1,5 derajat Celcius. 

Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut, saat ini suhu bumi pra-industri bergerak dari 1,5 derajat Celcius ke angka 2 derajat Celcius.

Dampak dari naiknya angka suhu bumi pra-industri saat ini mulai terlihat.

Dikutip dari Mirror, gejala kekeringan dan kelangkaan air, penyebaran penyakit seperti malaria, kerusakan ekonomi, dan kerusakan hasil pertanian merupakan beberapa diantara contoh kenaikan suhu itu.

"Warga telah melihat pemanasan 1 derajat Celcius saat ini, konsekuensi ekstrim dapat dirasakan ketika suhu (bumi pra-industri) mulai meningkat," tulis laporan itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Setiap Negara Harus Ambil Kebijakan

Ilustrasi Hari Kiamat (iStock)

Agar kondisi itu tak berlanjut, warga Bumi memerlukan perubahan. Perlu adanya peningkatan besar dalam energi terbarukan untuk menghasilkan 70 hingga 85 persen pasokan listrik hingga 2050.

Selain itu, setiap negara perlu memotong emisi karbon pada industri, transportasi, bangunan, dan memulihkan hutan, serta mengubah gaya hidup.

Profesor dari Universitas East Anglia, Corinne Le Quere menyebut Inggris akan mengambil kebijakan ke arah perbaikan lingkungan itu.

"Untuk Inggris, cara ini berusaha secara cepat mengubah ke energi terbarukan dan mobil elektrik, menanam pohon, mengendarai sepeda atau berjalan menuju suatu lokasi, dan makan sayuran lebih banyak ketimbang daging, serta mengembangkan industri yang tak membuang karbon ke luar ruangan," kata Corinne.

Menteri Energi dan Lingkungan Bersih, Claire Perry, mengatakan, laporan ini harus disikapi pemerintah seluruh dunia.

"Pemerintah seluruh dunia harus berinovasi, berinvestasi, dan menumbuhkan ambisi untuk mengatasi perubahan iklim," kata Claire.

Reporter: Maulana Kautsar

Sumber: Dream.co.id

(Jek)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya