Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengatakan banyak perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia. Namun, demikian, keinginan itu terhambat oleh proses perizinan investasi di Indonesia yang dinilai terlalu berbelit.
"Sebelum masuk, mereka sangat antusias, tapi begitu masuk kita tahu semuanya betapa masih ruwetnya mengurus perijinan di negara kita," jelas Jokowi saat meresmikan Pembukaan Kongres Ikatan Notaris Indonesia di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa (23/4/2019).
Advertisement
Menurut Jokowi, keruwetan yang dimaksud yaitu terlalu lamanya proses birokorasi yang harus dijalani. Padahal, proses itu bisa dibuat lebih mudah dan simpel.
"Ruwet artinya lama. Ruwet artinya biaya yang harus dibayar lebih mahal. Ini problem yang selalu saya dengar dari investor-investor yang ingin masuk ke Indonesia. Artinya eksekusi kita ini lamban," ucap dia.
Jokowi menjelaskan bahwa berdasarkan data Index Ease of Doing Business (indeks kemudahan berbisnis), Indonesia berada di posisi 72 per 2017. Menurut dia, hal ini memberikan kemudahan untuk berbisnis di Indonesia.
Namun, banyaknya peraturan-peraturan dan perizinan yang harus dipenuhi menjadi masalah utama yang membuat para investor kabur.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Investasi dan Ekspor
Padahal, kata Jokowi, kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia ada dua, yakni investasi dan ekspor.
"Kunci pertumbuhan ekonomi di negara kita ini ada dua kuncinya. Kalau investasi masuk sebanyak-banyaknya, kalau ekspor meningkat setinggi-tingginya. Engga ada yang lain. Kuncinya hanya dua itu," ucap dia.
"Tapi sekali lagi, inilah kondisi negara kita. Negara yang penuh dengan peraturan. Saya pernah menyampaikan ada 43 ribu aturan yang harus kita jalankan," Jokowi melanjutkan.
Advertisement