Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (23/4/2019), IHSG menguat 48,07 poin atau 0,75 persen ke posisi 6.462,82. Indeks saham LQ45 menanjak 0,98 persen ke posisi 1.022,49. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Sebanyak 248 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 171 saham melemah dan 131 saham diam di tempat.
Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.482,81 dan terendah 6.415,45. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 425.321 kali dengan volume perdagangan 14 miliar saham.
Baca Juga
Advertisement
Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun. Investor asing lepas saham Rp 174,18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.075.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi merosot 0,13 persen. Sementara itu, sektor saham tambang naik 1,98 persen, dan bukukan penguatan terbesar.
Disusul sektor saham aneka industri mendaki 1,53 persen dan sektor saham barang konsumsi menguat 1,25 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham ABBA melonjak 14,97 persen ke posisi Rp 169 per saham, saham BUMI mendaki 10,62 persen ke posisi Rp 125 per saham, dan saham LUCK menanjak 14,29 persen ke posisi Rp 960 per saham.
Sementara itu, saham MTPS turun 23,97 persen ke posisi Rp 920 per saham, saham CPRI tergelincir 22,02 persen ke posisi Rp 131 per saham, dan saham TRIO susut 21,94 persen ke posisi Rp 121 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng stagnan. Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 0,51 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,23 persen.
Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,19 persen, indeks saham Thailand naik 0,12 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,35 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong dari internal dan eksternal. Dari internal, penegasan Kementerian Keuangan terkait pelaksanaan APBN 2019 dapat terjaga untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi bisa memberikan sentimen positif untuk IHSG.
"Penguatan harga komoditas dunia memberikan katalis positif bagi IHSG," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat tipis pada awal sesi perdagangan saham Selasa pekan ini. Investor asing jual saham sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.075.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa 23 April 2019, IHSG menguat 5,42 poin atau 0,08 persen ke posisi 6.420,16. IHSG masih naik terbatas 7,48 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.422,44. Indeks saham LQ45 melemah terbatas 0,04 persen ke posisi 1.012,11.
Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi. Sebanyak 97 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 43 saham melemah dan 118 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.426,26 dan terendah 6.415,45.
Total frekuensi perdagangan saham 9.416 kali dengan volume perdagangan 714,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 208,1 miliar.
Investor asing jual saham Rp 18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.075.
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham keuangan yang turun 0,13 persen. Sektor saham aneka industri menguat 0,60 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan menanjak 0,53 persen dan sektor saham pertambangan naik 0,50 persen.
Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham HRME melonjak 23,39 persen ke posisi Rp 575 per saham, saham IBFN mendaki 16,67 persen ke posisi Rp 266 per saham dan saham MAYA menanjak 13,93 persen ke posisi Rp 7.975 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham MTPS turun 7,44 persen ke posisi Rp 1.105 per saham, saham MBTO merosot 6,98 persen ke posisi Rp 120 per saham, dan saham INRU susut 6,26 persen ke posisi Rp 600 per saham.
Advertisement