Liputan6.com, Jakarta - Lalu Muhammad Zohri memanggul ekspektasi tinggi. Setelah memperbaiki rekor manusia tercepat di ASEAN, dia diharapan menjadi atlet Indonesia pertama yang mencatat waktu sembilan detik pada nomor 100 meter.
"Itu harapan kami ke Zohri. Namun, prosesnya harus sesuai dengan tahapan usianya," kata mantan sprinter nasional Suryo Agung Wibowo, dilansir Antara.
Baca Juga
Advertisement
Lalu Muhammad Zohri memperbarui rekor nasional (rekornas) dan Asia Tenggara untuk nomor 100 meter lewat torehan 10,13 detik pada Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar. Untuk rekornas, dia menggeser Suryo Agung Wibowo yang membukukan 10,17 detik.
Atas prestasi tersebut, Suryo Agung Wibowo berharap Zohri mendapat motivasi tambahan menghadapi kejuaraan yang levelnya lebih tinggi, di antaranya kejuaraan dunia hingga Olimpiade 2020 Tokyo Jepang.
Namun, pria yang saat ini menjadi PNS di Kementerian Pemuda dan Olahraga itu meminta proses persiapannya Zohri jauh lebih matang. Apalagi potensi yang dimiliki Lalu Muhammad Zohri untuk menembus sembilan detik cukup terbuka.
"Semoga harapan kami itu bisa terealisasi," kata pria kelahiran Surakarta, 8 September 1983 itu.
Masih Memiliki Kelemahan
Meski prestasinya terus menanjak, bukan berarti Lalu Muhammad Zohri tanpa kendala. Pelatih lari jarak pendek PB PASI Eni Nuraeni sebelumnya menjelaskan jika atlet berusia 19 tahun ini masih masalah untuk start.
"Asal kelemahannya, khususnya di start bisa diperbaiki, Zohri pasti bisa menembus jajaran atlet dengan waktu di bawah 10 detik. Saya biarkan latihannya mengalir saja, tidak ditekan," kata Eni.
Advertisement
Rekor Asia dan Dunia
Rekor 100 meter untuk Asia tercatat atas nama Femi Ogunode (Qatar) dan Su Bingtian (Tiongkok). Keduanya sama-sama menorehkan 9,91 detik. Sedangkan rekor dunia dimiliki Usain Bolt dengan waktu 9,58 detik.