Banyak Petugas Pemilu yang Gugur, JK: Jangan Ada Lagi Pemilu Serentak

Banyaknya petugas dan panitia pemilu yang gugur, Jusuf Kalla salahkan pemilu serentak. Menurut dia, para panitia tersebut kelelahan karena beban pekerjaan yang berat.

oleh Maria FloraFadjriah Nurdiarsih diperbarui 24 Apr 2019, 12:10 WIB

Liputan6SCTV, Cianjur - Petugas yang meninggal dunia akibat kelelahan pascapemilu 2019 terus bertambah di berbagai daerah. Hingga kini sudah 139 petugas yang terdiri dari petugas KPPS, Panitia Pengawas Pemilu, dan anggota kepolisian, yang meninggal dunia pascapemilu serentak.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Rabu (24/4/2019), isak tangis keluarga tak tertahan saat jenazah Hamin Hardiansyah, Ketua KPPS di TPS 31 Desa Pamoyanan, Kecamatan Cianjur Kota, tiba di rumah duka.

Hamin yang kelelahan usai bertugas 17 April lalu, sempat dirawat di rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong. Hamin adalah salah satu dari tujuh petugas KPPS di sejumlah TPS di Cianjur yang meninggal dunia.

Di Provinsi Sulawesi Utara, sebanyak lima petugas KPPS meninggal dunia pascapemilu. Salah satunya Yanti Sandala, petugas KPPS di Desa Kawangkoan Baru, Kecamatan Kalawat, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Saat bertugas lebihdari 24 jam, sejak Rabu hingga Kamis pagi, Yanti sebenarnya sudah mengeluh pusing. Namun, dia tetap bekerja untuk menyelesaikan tanggung jawabnya. Pembuluh darah Yanti pecah hingga nyawanya tidak tertolong.

Menanggapi banyaknya petugas yang meninggal dunia, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap agar pemilu mendatang tidak lagi dilakukan serentak, tetapi dipisah antara pileg dengan pilpres, sehingga beban panitia tidak terlalu berat. (Galuh Garmabrata)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya