Longsor Seperti Danau Lumpur Timbun 54 Penambang Batu Giok Myanmar

Sebanyak 54 penambang giok di utara Myanmar dikhawatirkan meninggal akibat tertimbun lumpur saat tidur.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 24 Apr 2019, 10:45 WIB
Penduduk setempat berjalan melewati "danau lumpur" yang mengubur kendaraan dan mesin di tambang giok Myanmar. (AFP)

Liputan6.com, Naypyitaw - Setidaknya 54 penambang batu giok dikhawatirkan meninggal akibat tanah longsor yang membawa lumpur di utara Myanmar. Sebab peristiwa itu terjadi tatkala mereka tidur.

"Tanah longsor di negara bagian Kachin begitu besar sehingga menciptakan 'danau lumpur' yang menelan tempat tinggal para pekerja bersama dengan sekitar 40 kendaraan," kata polisi seperti dikutip dari BBC Rabu (24/4/2019).

Tanah longsor yang disebabkan oleh penambangan batu giok, sebuah industri dengan sedikit peraturan, membunuh lusinan orang di Myanmar setiap tahun.

Seorang pejabat setempat mengatakan "sangat sulit untuk mengevakuasi jasad" dan hanya tiga yang saat ini ditemukan.

"Mereka tidak akan selamat," kata Tin Soe, anggota parlemen setempat. "Itu tidak mungkin karena mereka terkubur di bawah lumpur."

Kementerian Informasi mengidentifikasi perusahaan yang terlibat dalam kecelakaan itu sebagai Shwe Nagar Koe Kaung dan Myanmar Thura Gems.

Sejauh ini pihak penambangan terkait belum berkomentar, Direktur Myanmar Thura Gems, Hla Soe Oo, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia sedang dalam perjalanan ke situs tersebut.

"Upaya pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung," kata pihak berwenang.

 


Sering Terjadi

Seorang pedagang memeriksa batu giok dalam bentuk bongkahan yang ditampilkan selama Gems Emporium di Naypyitaw, Myanmar, Selasa (13/11). Acara tahunan tersebut dimulai pada Senin dan akan berlangsung hingga 17 November 2018. (AP/Aung Shine Oo)

Industri batu giok di negara bagian utara Kachin, yang berbatasan dengan India dan China, diperkirakan bernilai sekitar $ 31bn (£ 24bn) pada tahun 2014.

Korban tanah longsor dan kecelakaan tambang lainnya sering kali adalah anggota komunitas etnis miskin yang mencari sisa permata dari pekerjaan perusahaan besar.

Selain batu giok, Myanmar memiliki kekayaan sumber daya alam termasuk kayu, emas, dan kuning, yang semuanya membantu membiayai kedua sisi perang saudara antara pemberontak etnis Kachin dan militer.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya