Gara-Gara Mati Lampu, Menteri Jonan Harus 3 Kali Naik Turun Podium

Pada kejadian yang ketiga, Menteri ESDM Ignasius Jonan memutuskan untuk turun podium dan tidak meneruskan materi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Apr 2019, 17:45 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan menjadi Pembicara Kunci pada acara Konferensi Regional Akutansi VI Tahun 2019 di kampus Stiesia Surabaya, Rabu (24/4/2019).

 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menjadi pembicara kunci pada acara Konferensi Regional Akutansi VI Tahun 2019 di kampus Stiesia Surabaya, pada Rabu (24/4/2019).

Di hadapan ratusan akuntan se-Jawa Timur, Jonan menyampaikan materi tentang era Revolusi Industri 4.0. Namun sekitar 10 menit pertama menjelaskan, ada insiden listrik padam.

Insiden listrik padam tersebut tidak hanya terjadi satu kali saja tetapi kembali terulang sehingga membuat Jonan harus naik turun podium.

"Stiesia ini harusnya punya jurusan listrik. Kalau saya pensiun, saya akan buka jurusan listrik," ucap Jonan.

Insiden listrik padam ini ternyata masih terus berlanjut. Pada kejadian yang ketiga, Jonan memutuskan untuk turun podium dan tidak meneruskan materi. Jonan kemudian pamit kepada para pejabat yang hadir, lalu pergi meninggalkan lokasi acara.

"Maaf, hari ini saya tidak ada wawancara ya," ujar Jonan sambil melaju meninggalkan awak media.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Era Evolusi Industri 4.0

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Ignasius Jonan menyampaikan penjelasan saat menghadiri Transformational Business Day: Indonesia Energy, Gas & Renewables di Jakarta, Rabu (14/3). (Liputan6.com/Arya Manggala)

Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jonan harusnya menyampaikan materi Era Evolusi Industri 4.0. Dalam keterangan tersebut, Jonan mengatakan bahwa revolusi industri menjadi tantangan tersendiri bagi semua kalangan. Hadirnya era ini memudahkan kehidupan manusia di berbagai bidang.

 

Jonan menekankan bahwa saat ini Revolusi Industri 4.0 sudah datang dan tidak bisa dihindari, tidak ada yang mampu menghentikannya, karena sangat membantu kehidupan manusia dari waktu ke waktu.

Meningkatnya penggunaan teknologi robotik serta mesin juga akan banyak menghilangkan pekerjaan administrasi yang dahulunya memerlukan orang banyak.

"Yang memang paling bahaya adalah bidang kelilmuan yang sifatnya administrasi, pasti akan diganti oleh mesin. Kemarin kita lihat Tesla, produsen kendaraan listrik di dunia, sudah meluncurkan Robotic Taxi dengan kendaraan listrik, tanpa pengemudi yang bernafas. Pengemudinya mesin, pakai robot, diprogram saja," jelas Jonan dalam keterangan tertulis.

Agar dapat bersaing lanjut Jonan, Pemerintah saat ini bergerak dinamis untuk mengimbangi perkembangan dunia yang begitu cepat, tak terkecuali di sektor ESDM. Seiring berjalannya revolusi industri 4.0 Pemerintah akan memfokuskan pada pengembangan energi baru terbarukan (EBT) hingga kendaraan listrik sebagai salah satu komponen bisnis yang mempermudah pekerjaan.

EBT dan kendaraan listrik merupakan bagian dari 4 kegiatan yang menurut Jonan akan menjadi tren di Indonesia hingga 25 tahun kedepan.

"Untuk indonesia, Revolusi Industri dalam pandangan saya ada 4 bidang kegiatan yang akan menjadi tren sampai kira-kira 25 tahun kedepan, setelah itu mungkin akan berubah lagi. Satu adalah renewable energy untuk kelistrikan dan transportasi. Yang kedua adalah electric vehicles atau kendaraan listrik, ketiga adalah transaksi online termasuk di Pemerintah. Yang keempat adalah artificial intelligence termasuk implementasi 5G di berbagai kegiatan mulai kesehatan sampai fabrikasi. Untuk Indonesia setidaknya 4 kegiatan ini akan menjadi tren kedepan," kata Jonan.

 


Taksi Listrik

Tempat pengisian daya listrik terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Perusahaan taksi Blue Bird meluncurkan taksi bertenaga listrik pertama di Indonesia. Rencananya, sebanyak 30 unit taksi listrik Blue Bird akan beroperasi mulai Mei 2019. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagaimana diketahui, Senin (22/4/2019) kemarin, telah hadir taksi listrik pertama di Indonesia. Jonan mengapresiasi upaya ini, selain emisi yang lebih rendah dan polusi yang lebih kecil, listrik yang menjadi bahan bakar kendaraan ini juga lebih murah.

"Melakukan charging pukul 22.00 - 06:00 WIB saja, pada waktu tersebut PT PLN mempunyai program untuk memberikan diskon biaya tenaga listrik kepada pelanggan hingga 30%, jadi biaya tenaga listrik yang dikeluarkan lebih murah yakni sekitar Rp 1.000 per watt atau sekitar 40% dari harga premium," ujar Jonan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya