Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita di Inggris tiba-tiba lumpuh setelah membunyikan lehernya ketika sedang meregangkan tubuhnya.
Diketahui, Natalie Kunicki (23), sedang menonton film di tempat tidur bersama temannya. Saat itu, dia meregangkan tubuh dan lehernya, hingga bagian tersebut berbunyi 'krak' dengan keras. Meski begitu, dia tidak terlalu mempedulikannya karena sering melakukan hal tersebut.
Advertisement
Ketika Kunicki berjalan ke kamar mandi 15 menit kemudian, dia tidak bisa menggerakkan kaki kirinya. Kondisi tersebut membuat perempuan yang bekerja sebagai paramedis itu dilarikan ke University College London Hospital pada 5 Maret 2019.
Melansir Live Science pada Kamis (25/4/2019), saat diperiksa, dokter menemukan bahwa retakkan leher yang dia lakukan merusak arteri vertebralis, sebuah arteri utama di leher. Ini menyebabkan gumpalan darah dan memicu stroke yang membuat kelumpuhan di bagian kiri tubuhnya.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Mengalami Kelumpuhan Setengah Badan
Kunicki mengaku bahwa saat meregangkan tubuhnya, dirinya tidak berusaha membunyikan lehernya.
"Saya baru saja bergerak dan itu terjadi," ujarnya pada Unilad. Ahli bedah segera memperbaiki arteri yang rusak. Namun, mereka tidak bisa memindahkan pembekuan darah.
Gumpalan darah itu sendiri kemungkinan akan menghilang seiring berjalannya waktu tanpa risiko kerusakan lebih parah. Namun, kelumpuhan yang dialami Kunicki berlangsung selama beberapa minggu setelah operasi.
Dilaporkan The Sun, Kunicki sudah mulai bisa bergerak setelah menjalani terapi fisik. Dia sendiri masih harus menjalani rehabilitasi selama beberapa bulan ke depan.
Advertisement
Bahayakah Membunyikan Leher?
Johns Hopkins Medicine menyatakan bahwa saat seseorang membunyikan leher, punggung, atau jari-jarinya, suara 'krek' yang terdengar disebabkan gelembung nitrogen dalam kapsul yang melindungi persendian atau oleh ligamen yang meregang dan kembali ke tempatnya.
Secara umum, hal ini tidaklah berbahaya. Namun, saat melakukannya disertai rasa sakit atau bengkak, ada kemungkinan masalah cedera atau membutuhkan perhatian medis yang lebih.
Meski begitu, Robert Glatter, dokter di Lenox Hill Hospital, New York City, Amerika Serikat mengatakan bahwa kebiasaan ini sebaiknya dihindari. Manipulasi agresif dari vertebra leher semacam ini, berisiko menyebabkan pecahnya dinding pembuluh darah penting yang memasok darah ke otak.
"Robekan di dinding pembuluh darah bisa menyebabkan stroke apabila gumpalan darah terbentuk di lokasi cedera dan pecah untuk kemudian memblokir aliran darah ke otak," kata Glatter. Selain itu, risiko kerusakan saraf, ligamen, dan tulang juga bisa terjadi.
Dia mengatakan, tidak ada cara aman untuk melakukannya. "Sederhananya, yang terbaik adalah menghindari melakukannya sejak awal, dan menghindari kemungkinan komplikasi."