Cegah Bom Sri Lanka Terulang, Kemenpora Ajak Pemuda Tangkal Radikalisme

Kemenpora menilai, pemuda memiliki peran signifikan dalam menangkal tumbuh dan berkembangnya paham radikalisme.

oleh Muhammad Ali diperbarui 25 Apr 2019, 10:30 WIB
Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Niam Sholeh meminta pemuda jadi penangkal radikalisme. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom yang terjadi di Sri Lanka menimbulkan ratusan korban jiwa. Peristiwa itu terjadi lantaran dipicu oleh pemahaman radikalisme.

Agar tragedi itu tak terulang, Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Niam Sholeh menilai, pemuda memiliki peran signifikan dalam menangkal tumbuh dan berkembangnya paham radikalisme.

Hal itu dikatakan dia saat membuka acara Mid-Term Review Workshop of the ASEAN Work Plan on Youth di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Rabu malam, 24 April 2019.

Karena itu, Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda.

"Kami ingin memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda agar menjadi penangkal tumbuhnya radikalisme atas nama agama, politik, ras atau apa saja yang didasari perbedaan," kata Niam.

Menurutnya, hal ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak. Seluruh perwakilan negara ASEAN hadir dalam pertemuan dan workshop yang merupakan program pendampingan kepemudaan antarnegara tersebut.

 


Jangan Terulang Lagi

Militer Sri Lanka melakukan penyelidikan terhadap lokasi teror bom di Kolombo, Sri Lanka (AFP/Ishara S Kodikara)

Dalam kesempatan itu, Niam yang juga menjabat Chairman ASEAN SOMY (Senior Officials Meeting on Youth), mengajak seluruh delegasi untuk mengucapkan bela sungkawa atas tragedi ekstrimisme atau kekerasan yang terjadi di Sri Lanka dan New Zeland. Semua peserta diminta untuk mendoakan agar peristiwa intoleransi yang berujung terorisme tidak terjadi lagi.

"Semoga ini yang terakhir. Kita berharap semua anak muda di dunia khususnya ASEAN harus memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian," tuturnya.

Niam juga menegaskan bahwa fenomena radikalisme di kalangan pemuda dipicu oleh sentimen atau cara pandang tidak tepat yang mendasarkan atas ras, agama, politik yang tidak bisa menerima perbedaan satu dengan yang lainnya.

Untuk itu, seluruh negara ASEAN mengirimkan delegasi untuk melakukan evaluasi workshop program pendampingan kepemudaan antarnegara.

Delegasi diutus dari perwakilan kementerian bidang pemuda se-ASEAN. Selain di bidang toleransi dan deradikalisasi, juga ditekankan pendampingan wirausaha muda, kepedulian sosial dan kepemimpinan maupun peningkatan kualitas kompetensi di bidang teknologi sebagai prioritas kerja sama antarnegara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya