BEI Dorong Perusahaan Tercatat Terapkan Pembangunan Berkelanjutan

Dari total 629 Perusahaan Tercatat per 23 April 2019, hanya sebanyak seratus sepuluh laporan keberlanjutan yang sudah dirilis.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 25 Apr 2019, 14:27 WIB
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan Global Reporting Initiative lndonesia (GRI) menggelar seminar kerja sama yang mengusung tema Business Reporting on the Sustainable Development Goals (SDGs). Acara ini diadakan di Main Hall Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Beberapa tokoh hadir menjadi pembicara, salah satunya Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Dalam sambutannya, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI Risa E Rustam berharap, seminar ini dapat mewujudkan kemitraan antara Pemerintah RI dan perusahaan tercatat dalam memberikan kontribusi terhadap pemenuhan komitmen Indonesia untuk mencapai SDGs atau pembangunan berkelanjutan.

"Dengan mendukung dan berkomitmen untuk membangun sustainable development dalam bisnis yang dijalankan, sebagai regulator di Pasar Modal, BEI dapat berpartisipasi dalam meningkatkan pengetahuan terkait Sustainable Development Goals di antara Perusahaan Tercatat di BEI, terutama pada acara hari ini, dan ke depannya," tuturnya.

Penyelenggaraan acara ini berkaitan dengan salah satu misi SDGs (target 12.6), yang mewajibkan pemerintah untuk mendorong perusahaan domestik dan multinasional untuk melaporkan dan mengintegrasikan praktik bisnis berkelanjutan dalam pelaporannya.

Tindak lanjut terkini yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, GRI, dan organisasi lainnya yakni membantu perusahaan di lndonesia untuk mengintegrasikan isu keberlanjutan ke dalam pelaporan Laporan Berkelanjutan Perusahaan masing-masing.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bertahap

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merilis aturan POJK Nomor 51/POJK.03/2017, yang mendorong Lembaga Jasa Keuangan, Emiten dan Perusahaan Publik untuk mengembangkan dan menerbitkan pelaporan keberlanjutan yang dilaporkan secara bertahap mulai tahun 2020 mendatang.

Basis data publik GRI telah mengumpulkan berbagai laporan keberlanjutan dari perusahan di Indonesia sejak 2015, dan GRl telah memberikan sharing session teknis untuk organisasi yang akan memulai pelaporan keberlanj utannya. Lebih dari 1.000 perwakilan perusahaan telah dilatih oleh GRI sejak 2018 untuk mengembangkan kompetensi teknis dalam mengukur dampak perusahaan terhadap isu lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial.

 


Tantangan

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Namun, masih ada beberapa tantangan ke depannya. Data terbaru dari GRI dan BEI menunjukkan bahwa dari total 629 Perusahaan Tercatat per 23 April 2019, hanya sebanyak seratus sepuluh laporan keberlanjutan yang sudah dirilis.

Selain itu, meskipun Usaha Kecil Menengah (UKM) berkembang pesat, dari total 815.717 UKM terdaftar dalam data Kementerian Koperasi dan UKM belum ada satu pun yang sudah mengembangkan pelaporan terkait kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

Sebagai komitmen BEI untuk menyukseskan pencapaian SDGs, BEI berkolaborasi dengan GRI dalam menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi kepada Perusahaan Tercatat untuk meningkatkan awareness, dan melengkapi kemampuan Perusahaan Tercatat dalam menyusun sustainable report.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya