Liputan6.com, Jakarta Avengers: Endgame sukses menjadi film paling ditunggu di dunia. Para penonton seakan tidak sabar menunggu apa yang terjadi setelah Thanos menghapuskan setengah kehidupan di alam semesta.
Para ahli di dunia sendiri memiliki beberapa pendapat menarik mengenai apa yang terjadi seandainya jentikan Infinity Gauntlet Thanos benar-benar terjadi di dunia nyata. Termasuk, bagaimana kehidupan di bumi terpengaruh.
Advertisement
Mengutip Smithsonian.com pada Kamis (25/4/2019), pakar menyatakan bahwa jika setengah kehidupan terhapus, realitas akan berubah dan mempengaruhi kehidupan hingga bagian yang terkecil. Termasuk hilangnya setengah dari jumlah mikroba dalam usus manusia.
"Mikroba adalah ekosistem organisme yang kompleks yang mencakup bakteri juga virus dan jamur," kata ahli imunologi Zuri Sullivan dari Yale University, Amerika Serikat. Ekosistem yang sangat kecil ini memiliki beberapa fungsi.
Simak juga video menarik berikut ini:
Respon Tubuh Manusia
Fungsi pertama adalah membantu tubuh mencerna makanan dengan memecah molekul kompleks. Misalnya, ketika seseorang mengonsumsi karbohidrat kompleks yang didapat dari tanaman.
Yang kedua, mereka berguna mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk membedakan bakteri berbahaya dan yang tidak. Hal tersebut bermanfaat ketika tubuh memiliki reaksi alergi serta melindungi kita dari patogen.
Nicholas Lesniak, pakar mikrobiologi dari Michigan University mengatakan bahwa apabila Thanos berhasil memusnahkan setengah kehidupan, bukan berarti manusia akan rentan penyakit. Lesniak mengatakan, sel-sel yang ada dalam tubuh bisa melipat gandakan diri selama beberapa jam.
"Jadi dalam hitungan jam, kita sudah bisa mengatasi serangan itu," kata Lesniak.
Mengutip Screenrant, Justin Christensen dari UCLA Physics Department mengatakan bahwa apabila akhir film Avengers: Infinity War tersjadi, populasi manusia akan kembali ke tahun 1970. Meski begitu, dia mengatakan bahwa bumi bisa kembali dengan cepat seperti semula.
Advertisement
Pengaruh pada Ekosistem
Di sisi lain, apabila hewan dan tumbuhan ikut kena dampaknya, rantai makanan juga bisa berubah.
"Hubungan yang kompleks dan rapuh antara banyak spesies yang berbeda akan terpengaruh dan banyak ekosistem akan berubah sepenuhnya, mungkin ada spesies yang tidak pernah pulih," kata Christensen.
Lauren Sallan dari University of Pennysylvania yang mempelajari kepunahan massal mengatakan, kondisi ini membuat spesies yang lebih besar cenderung berkembang biak lebih lambat. Berbanding terbalik dengan makhluk hidup yang lebih kecil.
Tentu saja, untuk itu tetap butuh waktu lama. Sallan mengatakan, setidaknya perlu 20 sampai 30 juta tahun hingga dunia pulih dari kepunahan massal.
"Itu semua karena ekosistem seperti berutar dan semuanya berguncang seperti apa yang dilakukan masing-masing kelompok, serta bagaimana mereka merespon kondisi baru ini," katanya.
"Saya rasa manusia akan mencari cara untuk bertahan, asalkan tidak semua ekosistem hancur," Sallan menambahkan.