Menolak Ikuti Ujian, Dua Siswa Ini Justru Lakukan Hal Tak Terduga

Dua siswa meretas sistem jaringan WiFi agar sekolah tak dapat laksanakan ujian secara online.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 25 Apr 2019, 17:00 WIB
Bajak sistem WiFi sekolah (Sumber: World of Buzz)

Liputan6.com, Jakarta Ujian merupakan hal yang pasti dialami oleh seluruh orang yang sedang menempuh pendidikan, baik di bangku sekolah maupun di bangku kuliah. Ujian menjadi salah satu cara untuk menilai dan melihat tingkat kemampuan para murid.

Pada saat ini, ujian bisa menggunakan dua metode yaitu ujian tertulis menggunakan kertas dan ujian menggunakan komputer. Bagi sekolah yang sudah memiliki kelengkapan komputer, tak jarang memanfaatkan teknologi tersebut untuk menggelar ujian.

Selain meminimalisir kesalahan pengoreksian, siswa juga diharapkan tidak mencotek atau melakukan kecurangan lainnya jika dilakukan ujian menggunakan komputer.

Walaupun mengikuti ujian adalah hal yang bersifat wajib, namun tak jarang banyak siswa yang merasa keberatan saat waktu ujian tiba. Tak jarang jika ketika ujian hampir tiba, banyak siswa yang mengeluh karena beragam alasan.


Meretas Sistem Ujian Sekolah

Bajak sistem WiFi sekolah (Sumber: Daily Mail)

Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Kamis (25/4/2019) sebuah sekolah di New Jersey mengalami masalah ketika akan menggelar ujian di sekolah. Ujian yang akan digelar merupakan ujian yang menggunakan komputer dan bergantung pada jaringan WiFi.

Masalah WiFi tersebut ternyata akibat ulah dari dua siswanya. Kedua siswa tersebut meretas sistem WiFi di sekolahnya sehingga ujian menjadi terhambat. Tak hanya ujian tetapi tugas-tugas lainnya juga terhambat akibat masalah WiFi tersebut.

Ternyata dua siswa tersebut juga mendapat dukungan dari teman-temannya untuk meretas sitem WiFi agar ujian, tugas dan tes reguler yang seharusnya dilaksanakan melalui sistem online tidak dapat diakses.

Kedua siswa tersebut diduga telah melakukan serangan DDos (Denial of service) pada router sekolah untuk membuat macet sistem. Para siswa sekolah tersebut awalnya didakwa sebagai pelaku kegiatan kriminal berbasis komputer, namun akhirnya dikembalikan kepada orang tua masing-masing.

Setelah pembenahan, tak berapa lama dari insiden tersebut, sekolah tetap melanjutkan aktivitas ujian dan tes online karena WiFi cepat pulih dan dapat digunakan kembali.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya