Liputan6.com, Jakarta - Perjanjian kerjasama ekonomi komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) sudah ditandatangani. Dengan kesepakatan kedua negara tersebut, diharapkan mampu membuka lebih lebar peluang menggenjot ekspor kendaraan menuju Negeri Kanguru.
Sebelumnya Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto menjelaskan, pasar ekspor ini bisa membuka tambahan pasar kendaraan hingga 1,2 juta unit sampai 1,5 juta unit hingga 2025 mendatang.
Advertisement
Selain itu, pasar ini tidak hanya untuk mesin konvensional, tapi juga kendaraan listrik, mulai dari hybrid, plug-in hybrid, dan listrik penuh.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, untuk ekspor ke Australia ada yang harus dipersiapkan.
Meskipun begitu, untuk syaratnya sendiri memang sudah dipenuhi oleh raksasa asal Jepang tersebut.
"Ada satu hal yang harus dilihat, meskipun lokal konten oke, dan model yang cocok. Harus dipenuhi, safety Euro standart karena berbeda sedikit. Namun, karena Toyota (prinsipal) juga sudah ekspor ke Australia, tidak masalah," ujar Warih di sela-sela perhelatan IIMS 2019, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).
Selanjutnya
Lanjutnya, meskipun begitu, standar keselamatan untuk Australia sejatinya tidak sulit. Pasalnya, sudah diimplementasikan di kendaraan Toyota. Meskipun, ada yang harus dipersiapkan untuk model yang ada.
"Model SUV memang paling cocok. Model Toyota kan banyak, dan juga termasuk electric vehicle, tidak hanya konvensional," pungkasnya.
Advertisement