Startup Global Mulai Pindahkan Kantor Pusat ke Indonesia

Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar untuk mengembangkan Startup.

oleh Septian Deny diperbarui 25 Apr 2019, 18:50 WIB
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah menjadi salah satu negara di Asia Pasifik yang menjadi tujuan startup untuk menempatkan kantor  pusatnya. Alasannya, Indonesia merupakan negara yang berpotensi besar untuk mengembangkan usaha. 

Salah satu startup yang telah memindahkan kantor ke Indonesia adalah Avnos. Perusahaan startup cybersecurity global ini memutuskan untuk memindahkan kantor pusatnya dari Singapura ke Indonesia.

Dengan pendanaan senilai USD 10 juta, startup ini akan meningkatkan investasi sekaligus mengembangkan pusat penelitian dan pengembangan (R&D) di Jakarta.

CEO & Co-Founder Avnos, Ivan Goh mengatakan Avnos menjadi startup cybersecurity pertama yang pertama yang memindahkan kantor pusatnya untuk kawasan Asia Pasifik dari Singapura ke Indonesia.

"Avnos sebagai startup software enterprise sangat antusias menjadi bagian dari komunitas startup Indonesia yang sedang berkembang, dan pemindahan kantor pusat Asia Pasifik ke Indonesia memiliki andil besar dalam mencapai visi besar kami untuk pasar Asia Pasifik," ujar dia di Jakarta, Kamis (25/4/2019).

Pemindahan kantor pusat ini, lanjut Ivan, juga akan diikuti dengan penambahan jumlah SDM ahli dalam negeri dari 25 orang menjadi 70 orang hingga penghujung 2020.

"Avnos menjadikan Indonesia sebagai pasar prioritas pertama dengan melakukan investasi besar dalam penjualan, pemasaran, dukungan teknis dan sumber daya R&D‎," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sambutan Positif

Ilustrasi pendanaan startup. Dok: Gobi Partners

Pemindahan kantor pusat ke Indonesia sekaligus peluncuran produk terbaru, Avnos 2.0, mendapatkan sambutan positif dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi DJP Iwan Djuniardi mengatakan, ‎saat ini, perusahaan jasa keuangan menjadi korban serangan cybersecurity 300 kali lebih sering dan menimbulkan kerugian lebih besar dibanding industri bisnis lainnya

Menurut dia, akibat adanya serangan cybersecurity tersebut, perusahaan jasa keuangan harus menelan kerugian sekitar USD 18 juta per perusahaan. Sementara kerugian pada perusahaan dari sektor industri lainnya berkisar USD 12 juta.

“Peluncuran Avnos 2.0 dan keputusan untuk memindahkan kantor pusat Asia ke Indonesia ini merupakan waktu yang tepat karena cybersecurity merupakan vektor ancaman terbesar bagi perusahaan Indonesia, terutama di industri keuangan," tandas Iwan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya