Liputan6.com, Jakarta Sekitar satu bulan lalu, Butet Kertaredjasa ambruk di tengah pementasan "Kanjeng Sepuh" karena serangan jantung. Ia pun kemudian menjalani operasi pemasangan ring di jantung.
Namun kini, Butet Kartaredjasa dudah ingin ikut tampil di lakon "Para Pensiunan 2049". Sang adik yang juga rekannya di Teater Gandrik, Djaduk Ferianto, tentu saja dibuat kebingungan.
Baca Juga
Advertisement
“Butet ini merupakan satu nilai sendiri yang menggelisahkan kami. Jadi, mungkin sekelas Pak Harto (Soeharto) atau Pak Karno (Soekarno) mendapat bintang lima karena sudah pasang lima ring," kata Djaduk saat jumpa pers di kawasana Kuningan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Tentu saja reaksi awal Djaduk adalah melarang Butet Kartaredjasa. "Kurang dari dua minggu saya dan temen-temen cari cara bagaimana Butet enggak usah main, tapi dia tetap ngotot pengin main,” kata Djaduk.
Simak berita menarik lain di JawaPos.com
Putar Otak
Djaduk dan rekan-rekan lainnya lantas putar otak, mencari cara bagaimana Butet tetap ikut bermain tetapi tidak banyak bergerak. Apalagi, Butet memang adalah tokoh sentral dalam pemetasan "Para Pensiunan 2049".
“Banyak hal-hal yang kemudian saya ubah, blocking, dialog yang panjang kita potong, terus bagaimana Butet enggak terlalu jalan-jalan ke mana-mana,” ungkap Djaduk.
Advertisement
Sisi Artistik
Namun, sebagai sutradara, akhirnya Djaduk menemukan cara yang malah meningkatkan sisi artistik di atas panggung. Sebab, saat Butet tak banyak bergerak maka ada permainan unsur cahaya.
“Akhirnya, ketika kami menemukan satu jalan keluar malah memberikan nilai tambah pada aspek artistik. Di mana, Butet tidak terlalu banyak gerak, dengan lighting,” kata Djaduk.
"Para Pensiunan 2049" sendiri akan dimainkan di Ciputra Artpeneur Theater, Jakarta Selatan, pada 25 dan 26 April 2019.
Sumber: JawaPos.com/ Novianti Setuningsih