Liputan6.com, Jakarta - Hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 dari beberapa lembaga survei menunjukkan, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selain versi quick count, hasil real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga menyatakan paslon 01 unggul dari 02.
Hasil sementara Pilpres 2019, baik quick count maupun real count KPU menjadi perdebatan. Apa kata Jokowi? Berikut ini rangkumannya:
Advertisement
1. Quick Count Sudah Gamblang dan Jelas
Beberapa lembaga survei menunjukkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dibanding Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam hitung cepat atau quick count. Akan tetapi, hasil tersebut tidak diterima oleh beberapa pihak. Bahkan, lembaga survei dituding menampilkan data yang bohong.
Menanggapi hal itu, Jokowi mengatakan bahwa quick count merupakan metodologi ilmiah. Sehingga, mustahil jika lembaga survei berbohong.
Jokowi juga meminta data dibuka ke publik bila ada pihak yang tidak percaya terhadap quick count. Jokowi sendiri tidak akan mengecek soal hasil quick count yang diperolehnya. Menurut dia, hasil hitung cepat sudah jelas dan gamblang.
"Apa yang ditampilkan quick count sudah gamblang dan jelas. Quick count metodologi ilmiah yang dari pengalaman-pengalaman kemarin-kemarin, baik di pilkada, pilpres, semuanya hampir 99 persen angkanya benar. Jadi, sebetulnya apa yang masih kita perdebatkan," kata Jokowi dalam acara Mata Najwa bertema "Usai Pemilu".
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2. Tanggapi Deklarasi Kemenangan Prabowo
Meski hasil quick count sejumlah lembaga survei menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul, Prabowo Subianto mengklaim menang versi hitung cepat internalnya. Capres 02 itu kemudian beberapa kali menggelar deklarasi kemenangannya. Jokowi santai menanggapi deklarasi lawannya itu.
Dia mengatakan, yang menentukan kemenangan adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasil penghitungan resmi yang akan digunakan berasal dari KPU. Sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta semua pihak bersabar menunggu pengumuman KPU.
"Ya enggak apa-apa (Prabowo deklarasi). Wong deklarasi. Yang jelas kita memiliki sebuah mekanisme aturan, kita memiliki UU Pemilu, kita memiliki sebuah mekanisme ketatanegaraan bahwa yang mengumumkan hasil penghitungan resmi, yang dipakai untuk menentukan menang dan kalah adalah KPU. Kita tunggu aja. Sudah ada quick count sebenarnya itu sudah gamblang. Kita harus sabar tunggu pengumuman KPU," ungkap Jokowi.
Advertisement
3. Jokowi Sarankan Lapor Bawaslu
Pilpres 2019 diwarnai berbagai isu. Salah satunya isu mengenai adanya kecurangan dalam perolehan hasil suara. Kecurigaan kecurangan itu dialamatkan kepada Jokowi-Ma'ruf Amin.
Jokowi menyarankan lapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bila ada kecurangan. Kecurigaan itu tak sepatutnya muncul.
Bahkan menurut dia, pagelaran Pemilu 2019 diapresiasi oleh negara-negara lain.
"Kalau ada yang curang laporkan ke Bawaslu. Kita ini diapresiasi oleh negara-negara lain. Pemilu berjalan dengan aman, damai, lancar, jujur dan adil," katanya menanggapi soal isu kecurangan.
4. Jawaban Jokowi Soal Kalah Telak di Sumbar
Perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin versi real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Sumatera Barat sangat rendah pada Pilpres 2019. Padahal selama menjadi presiden, Jokowi juga turut membangun infrastruktur.
Meski suara di Sumbar kecil, Jokowi tetap akan melanjutkan pembangunan di daerah tersebut. Hasil suara itu tidak akan mempengaruhinya untuk membangun negara ini.
"Kita tidak berbicara lagi membangun sebuah daerah itu ingin mendapat suara, jangan berpikir seperti itu. Kita ingin membangun daerah yang infrastrukturnya kurang, soal pengaruh suara itu beda lagi, kita ingin bangun negara. Toh dari kemarin saya masih makan nasi Padang kok, he-he-he," ujar Jokowi.
Reporter: Desi Aditia Ningrum
Advertisement