KPU se-Jakarta Gelar Salat Gaib untuk Petugas Pemilu Gugur

KPU DKI Jakarta mencatat ada empat petugas KPPS di wilayah ibu kota yang meninggal dunia dan 28 orang lainnya sakit.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2019, 09:44 WIB
Petugas PPS Kelurahan Menteng mengecek Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kelurahan Menteng, Jakarta, Rabu (17/10). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Gerakan Melindungi Hak Pilih (GMHP). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) se-DKI Jakarta melaksanakan salat gaib untuk mendoakan para petugas pemilu seperti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang meninggal dunia saat bertugas.

Ketua KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos mengatakan, salat ini digelar di masing-masing kantor KPU daerah secara internal.

"Salat gaib di masing-masing kantor, internal saja. Waktu disesuaikan," kata Betty saat dihubungi Jumat pagi (26/4/2019) seperti dilansir Antara.

KPU DKI Jakarta mencatat ada empat petugas KPPS di wilayah ibu kota yang meninggal dunia dan 28 orang lainnya sakit karena kelelahan setelah menyelenggarakan Pemilu 17 April 2019.

Anggota KPPS yang meninggal dunia, yakni di Rudi Mulya Prabowo di Pisangan Baru, Jakarta Timur, Sopian (KPPS Kelurahan Krendang, Jakarta Barat), Tutung Suryadi (Kelurahan Tangki, Tamansari, Jakarta Barat) dan Muhammad Taufik (KPPS Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat).

Komisioner KPU DKI Jakarta Partono mengatakan Salat Ghaib dilaksanakan oleh seluruh komisioner dan staf KPU masing-masing kota administratif.

"Salat dijadwalkan jam 10 sebelum Salat Jumat di Musala KPU," kata Partono.

Ketua KPU DKI Jakarta telah mengunjungi rumah duka petugas KPPS yang meninggal. Salah satunya Rudi Mulya Prabowo di Pisangan Baru, Jakarta Timur.

KPU DKI Jakarta juga telah melakukan penggalangan dana sukarela dari para komisioner, sekretariat dan staf KPU daerah untuk meringankan beban keluarga para anggota KPPS yang meninggal dunia.

KPU RI menyebutkan santunan untuk petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dan sakit selama bertugas telah disetujui Kementerian Keuangan.

Setelah ada kabar banyaknya petugas KPPS yang meninggal, salah satunya karena kelelahan, KPU RI telah menginstruksikan jajaran di kabupaten/kota melakukan pemantauan terhadap kesehatan petugas KPPS, selain juga memantau potensi kecurangan saat rekapitulasi tingkat kecamatan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


225 Petugas Meninggal

Warga berfoto di booth pos pendaftaran daftar pemilih tetap (DPT) di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu (21/10). Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta membuat pos pendaftaran untuk mendekatkan diri ke masyarakat. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

KPU mengumumkan update data petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia. Berdasarkan rekapitulasi pada Kamis (25/4/2019) malam, tercatat sebanyak 225 orang petugas KPSS meninggal dunia.

"Sampai pukul 18.00 WIB, rekan-rekan kami yang wafat sebanyak 225 orang," kata Komisioner KPU Viryan Azis dalam keterangannya, Kamis (25/4/2019).

Data terakhir juga mencatat sebanyak 1.470 anggota KPPS yang mengalami sakit. Mereka tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

"Yang sakit sekarang menjadi 1.470 orang," kata Viryan.

Sementara itu, Komisioner KPU Hasyim Asy'ari meminta kepada seluruh anggota KPU mendoakan petugas yang telah berpulang, untuk yang beragama Islam ada di seluruh Indonesia ia mengajak untuk salat gaib pada Jumat (26/4/2019).

Untuk anggota beragama non islam, ia meminta agar mendoakan sesuai agama masing-masing.

"Yang beragama Islam, besok setelah salat Jumat, melaksanakan salat gaib dalam rangka mendoakan saudara kita, penyelenggara pemilu yang meninggal," kata Hasyim.

Hasyim berharap seluruh petugas KPU menjaga kesehatan dan selalu diberi kelancaran dalam bertugas. "Selalu perhatikan kesahatan sahabat semua," tandasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya