Liputan6.com, Jakarta - Mengubah arah dukungan politik pascapemilu 2019 kini jadi perbincangan hangat. Partai Amanat Nasional (PAN) disebut-sebut tengah merapatkan diri ke kubu capres petahana Joko Widodo atau Jokowi.
Dugaan itu mengemuka ketika Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku. Dia datang ke acara itu dalam kapasitas sebagai Ketua MPR.
Advertisement
Apakah ini artinya Zulkifli akan pindah haluan dari koalisi Prabowo ke kubu Jokowi? Berikut sejumlah faktanya yang dirangkum dari Liputan6.com:
Baca juga: Deretan Fakta di Balik Pertemuan Zulkifli Hasan dengan Jokowi
1. Pertemuan di Istana
Pertemuan singkat itu terjadi usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, Rabu, 24 April 2019. Zulkifli tak sendiri. Dia ditemani Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Dalam pertemuan itu, Jokowi tampak menyampaikan sesuatu kepada Zulkifli. Sesekali wajah calon presiden petahana itu tersenyum.
Zulkifli mengaku banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Salah satunya soal Pemilu 2019. Pria yang akrab disapa Zulhas itu mengeluh soal durasi pemilu yang lama hingga delapan bulan.
"Ya kalau silaturahmi kan pasti banyak yang kami bicarakan. Soal pemilu terlalu lama sampai delapan bulan, habis energi," ujarnya.
Advertisement
2. Sinyal Merapat ke Jokowi
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mengatakan, partainya akan menentukan arah dukungannya pascapemilu 2019.
Apakah pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana negara bisa ditafsirkan sebagai sinyal merapatnya PAN ke kubu Jokowi?
"Yang jelas kita kan akan melihat posisi kita lagi ya. Kan, pemilihan presiden sudah selesai, ya jadi kita lihat nanti ke depannya bagaimana," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 25 April kemarin.
Bara belum bisa memastikan apakah PAN akan bergabung dalam koalisi Jokowi. Meski begitu, Bara menilai pertemuan itu menunjukkan sikap negarawan Zulkifli.
"Yang penting mereka bertemu dulu dan itu menunjukkan sikap kenegarawanan. Ke depannya bagaimana, apakah akan ada repositioning, nanti kita lihat," ungkap dia.
Sementara, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, PAN akan tetap menjadi bagian koalisi bersama Gerindra, PKS, Demokrat dan Berkarya mendukung Prabowo-Sandiaga.
"Yang bilang akan evaluasi itu siapa? Kita tetap konsisten berada di Koalisi Adil Makmur," kata Eddy kepada Liputan6.com, Kamis, 25 April 2019.
3. Memiliki Nuansa Positif
Waketum PAN juga menyebut bahwa pertemuan tersebut memiliki nuansa positif dan membawa suasana yang baik pascapemilu.
Dia pun menilai pertemuan itu menunjukkan sikap negarawan seorang Zulkifli.
"Saya pikir kuncinya di situ. Dengan begitu, kita lagi-lagi membutuhkan sikap kenegarawanan, kemampuan dari semua pihak di sin. Bukan hanya kedua capres, tapi juga para pendukungnya untuk menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan segala-segalanya," ucap dia.
Advertisement