Salip Apple dan Amazon, Microsoft Kini Bernilai USD 1 Triliun

Harga saham Microsoft terus meroket.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 26 Apr 2019, 15:00 WIB
Kantor pusat Microsoft

Liputan6.com, Jakarta Microsoft patut berbangga, pasalnya valuasi pasar saham Microsoft mencapai USD 1 triliun setelah melaporkan hasil penjualan dan laba yang lebih dari yang diperkirakan.

Dilansir dari laman BBC, pencapain tertinggi yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak ini terjadi dalam waktu yang singkat saat perdagangan saham pada Kamis waktu setempat sebelum harga sahamnya kembali jatuh.

Microsoft jadi satu dari tiga perusahaan publik yang berhasil menembus USD 1 triliun selain Apple dan Amazon. Namun sayang,  valuasi Apple dan Amazon kini sudah turun.

Dalam setahun terakhir, harga saham Microsoft telah mengalami kenaikan hingga sepertiga kali lipat. Hal ini didorong dari pertumbuhan bisnis cloud-nya.

Pada Rabu, Micrrosoft melaporkan jika pendapatannya telah meningkat 14 persen menjadi USD 30,6 miliar pada kuartal IV 2018. Hal ini terjadi berkat dari pertumbuhan cloud yang begitu tak terduga pesatnya.

Laba bersih Microsoft pun melonjak 19 persen menjadi USD 8,8 miliar.

 

 


Valuasi Saham Tinggi, Salah Satunya Berkat Kinerja CEO Microsoft

CEO Microsoft, Satya Nadella (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Valuasi pasar yang begitu tinggi ini menunjukkan adanya keberlanjutan kinerja yang kuat di bawah CEO Satya Nadella.

Ia telah menghabiskan waktu kepemimpinannya selama lima tahun demi mengurangi ketergantungan Microsoft pada perusahaan sistem operasi Windows yang begitu dominan.

Sebagai tambahan informasi, valuasi pasar saham Apple dan Amazon telah mencapai USD 1 triliun untuk pertama kalinya pada Agustus dan September lalu.

Namun sayangnya, keduanya harus jatuh kembali menjelang akhir tahun di tengah penurunan permintaan di pasar global.

Tidak hanya Apple dan Amazon saja, valuasi pasar PetroChina juga telah menembus USD 1,1 triliun di Shanghai pada 2007 lalu. Namun saat ini valuasi mereka hanya mencapai USD 200 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya