Repsol Percepat Produksi Migas di Blok Sakakemang

Percepatan produksi gas di blok Sakakemang akan semakin memperkuat neraca gas di Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Apr 2019, 12:40 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Spanyol, Repsol berkomitmen dapat memproduksi pertama migas (first oil) dari Blok Sakakemang, Sumatera Selatan dalam waktu kurang dalam 3 tahun ke depan.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, Repsol memiliki komitmen untuk mempercepat produksi migas di Sakakemang dari lima tahun menjadi kurang dari tiga tahun.

"Pemerintah akan memberikan dukungan penuh agar upaya ini dapat terwujud," jelas Arcandra Tahar melalui keterangan resmi, di Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Bentuk dukungan pemerintah diantaranya adalah proses persetujuan pengembangan atau Plan of Development (POD) yang cepat, juga dukungan administratif lain yang memungkinan target Repsol tercapai.

"Langkah ini dilakukan pemerintah, untuk memastikan bahwa proses eksplorasi dan produksi migas di Indonesia, khususnya dari blok Sakakemang berjalan cepat," tuturnya.

Menurut Arcandra, percepatan produksi gas di blok Sakakemang akan semakin memperkuat neraca gas di Indonesia.  Secara geografis lokasi Sakakemang berdekatan dengan blok Corridor yang sudah matang infrastrukturnya, sehingga memungkinkan untuk menggunakan infrastruktur yang sudah ada guna mendukug produksi di Sakakemang.

"Pemerintah akan terus berupaya, melakukan inisatif-inisiatif yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi gas nasional. Sehingga kekhawatiran bahwa Indonesia akan impor gas bumi dalam beberapa tahun ke depan tidak terbukti," uajr Arcandra.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR)

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Dalam pertemuan dengan para Executive Repsol di Madrid, juga dibahas mengenai kerjasama pengembangan teknologi enhanced oil recovery (EOR) di beberapa blok migas di Indonesia.

"Kehadiran kami di Madrid merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk terus memperkuat hubungan dengan para investor migas global dan menarik lebih banyak investasi migas di Indonesia. Dengan berbagai teroboson regulasi dan pemangkasan ratusan aturan yang tidak produktif, kami optimis investasi migas akan terus meningkat," tandasnya.

Blok Sakakemang menjadi salah satu temuan migas terbesar di dunia selama periode 2018-2019. Dengan cadangan terbukti gas bumi mencapai sekitar 2 triliun kaki kubik (tcf), temuan Repsol ini juga menjadi yang terbesar di Indonesia selama 18 tahun terakhir.


SKK Migas Ungkap Cadangan Energi di Blok Sakakemang Sangat Besar

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan potensi cadangan minyak dan gas (migas) untuk wilayah kerja (WK) atau blok Sakakemang di Sumatera Selatan (Sumsel) cukup signifikan. Hal ini ia sampaikan pada konferensi pers 'Discovery Sumatera' Senin pagi ini di Kantor SKK Migas, Jakarta. 

"Kami menyampaikan informasi potensi temuan di WK Sakakemang yang dilakukan oleh konsorsium Repsol, Petronas, dan Mitsui Oil Exploration jadi ini pekerjaan ini masih akan diteruskan sehingga benar-benar kami menyampaikan secara detail mengenai cadangannya itu," ujarnya di Jakarta, pada Senin 18 Februari 2019. 

Kendati demikian, pihaknya mengaku belum dapat menjelaskan seberapa besar potensi migasdari blok yang terletak di Banyuasin Sumatera Selatan tersebut. 

"Kami sebutkan potensinya cukup signifikan meskipun saat ini belum bisa menyebutkan angkanya. Kemudian tentu saja ini juga dalam waktu segera akan ditindak lanjuti dengan persiapan untuk produksi," ujarnya.

Dia menambahkan, untuk saat ini SKK Migas masih dalam tahap eksplorasi terkait potensi cadangan migas di sana dan belum masuk sampai tahap pengembangan (plan of development/POD).

"Belum pasti POD-nya, untuk itu belum ada. Masih tahap eksploration. Ini kan masih mau bor dulu. KBD dua untuk basement, KBD satu sudah di bor Conocophilips untuk target yang lebih dangkal. Nah harus didelinasi untuk volumenya kita bilang matematik enggak bisa satu titik harus satu atau dua tiga titik," pungkas dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya