Liputan6.com, Jakarta - Facebook kini mulai melarang beredarnya aplikasi kuis kepribadian di platform-nya. Pasalnya, aplikasi kuis atau pun tes kepribadian di Facebook selama ini kerap kali mengumpulkan data dan informasi pribadi milik pengguna.
Pelarangan ini dilakukan setahun setelah ramai-ramai diberitakan skandal Cambridge Analytica.
Baca Juga
Advertisement
Waktu itu, perusahaan pembesut kuis kepribadian "thisisyourdigitallife" tersebut memanen informasi pribadi milik 87 juta pengguna Facebook.
Mengutip The Verge, Sabtu (27/4/2019), kuis kepribadian sebenarnya bukanlah sebuah masalah.
Masalahnya adalah selama bertahun-tahun Facebook mengizinkan pengembang untuk mengumpulkan informasi tentang semua yang ada di daftar pertemanan.
Facebook juga tidak memiliki kebijakan yang diberlakukan guna memastikan bahwa data tetap aman dan hanya digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Pengembang Kuis Tak Bisa Akses Data Lama
Untuk itulah, pelarangan kuis kepribadian ini merupakan bagian dari tindakan keras Facebook terkait apa yang dilakukan pengembang dan akses di seluruh platform-nya.
Pelarangan kuis kepribadian yang dimaksudkan dilakukan dengan upaya Facebook mengunci sejumlah API lama untuk mengakses data pengguna.
Hal ini juga akan mencegah pengembang mengakses data baru jika seseorang belum menggunakan aplikasi dalam 90 hari terakhir.
Facebook tak menyebut pelarangan kuis kepribadian di platformnya ini didasari atas skandar Cambridge Analytica. Jejaring sosial besar ini hanya bilang menghapus banyak aplikasi (serupa kuis kepribadian) dari platform-nya.
Advertisement
Pengguna Mulai Tinggalkan Facebook
Kasus pelanggaran data oleh Cambridge Analytica membuat berpengaruh pada pengguna media sosial tersebut. Salah satunya adalah banyak pengguna kini mulai meninggalkan Facebook.
Berdasarkan survei dari Pew Research Center, mayoritas pengguna Facebook di Amerika Serikat dilaporkan memilih untuk rehat dari media sosial itu hingga beberapa minggu selama setahun terakhir.
Seperti dikutip dari The Verge, Sabtu (8/9/2018), sekitar 25 persen responden mengaku sudah menghapus aplikasi Facebook dari perangkatnya.
Adapun survei ini dilakukan pada pengguna Facebook di Amerika Serikat dengan usia 18 tahun ke atas. Survei diadakan pada 29 Mei hingga 11 Juni, saat kasus skandal Cambridge Analytica baru muncul ke permukaan.
Oleh sebab itu, hasil survei pun menunjukkan banyak pengguna yang memilih meninggalkan Facebook. Keputusan untuk meninggalkan Facebook ini dilaporkan berbeda-dari berdasarkan usia responden.
Semakin tua usia responden, keputusan untuk meninggalkan Facebook ternyata tidak terlalu besar. Studi juga menunjukkan 44 persen pengguna dengan usia 18 hingga 29 mengaku dirinya memilih untuk menghapus Facebook.
Sementara hanya 20 persen dari responden yang berusia 50 hingga 64 tahun melakukaan hal tersebut.
Tidak hanya itu, lebih dari setengah responden mengaku dirinya melakukan pengaturan privasi di Facebook usai temuan skandal penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica.
(Tin/Isk)