Es Camcao, Minuman Kesukaan Ratu Hemas dari Yogyakarta yang Bikin Penasaran

Namanya membuat penasaran. Setelah pesanan datang, tampilan es camcao yang dijual di Bale Raos Yogyakarta itu membuat terkejut.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 26 Apr 2019, 16:07 WIB
Namanya membuat penasaran. Setelah pesanan datang, tampilan es camcao yang dijual di Bale Raos Yogyakarta itu membuat terkejut. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah dua minggu lebih hujan tak turun di Yogyakarta. Udara panas dengan kelembaban tinggi tak mampu dihalau oleh pengatur udara di ruangan Restoran Bale Raos yang masih dalam kawasan Keraton Yogyakarta.

Mata saya kemudian tertuju pada buku menu. Setelah membolak-balikkan halaman, saya menemukan nama minuman yang membuat penasaran, Es Camcao.

Berdasarkan keterangan pada buku menu tersebut, minuman tersebut disukai Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Sultan Hamengku Buwono X. Disebutkan, minuman khas Jawa itu terbuat dari camcao dan dihidangkan bersama santan kelapa dan sirup gula kelapa.

Sepintas, komponen minuman tersebut mengingatkan saya pada dawet. Tak ingin terus berspekulasi, saya memesan satu gelas es camcao.

Sekitar 15 menit kemudian, pesanan datang di atas meja. Ternyata, minuman itu adalah sejenis es cincau hijau yang saya kenal.

Rasa gurih santan cukup dominan di permukaan es camcao sebelum diaduk. Penambahan batu es cukup menolong menghilangkan dahaga karena udara gerah Yogyakarta saat itu.

Sementara, gula kelapa yang berada di lapisan terbawah memenuhi sekitar dua buku jari. Bila teraduk semua, es camcao terasa sangat manis di lidah saya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengapa Dinamakan Camcao?

Bale Raos, Yogyakarta, adalah restoran yang menghadirkan beragam menu makanan keraton, termasuk Es Camcao. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Dewi Yulika Sari, marketing communication Bale Raos, menyatakan bahan baku es camcao adalah daun cincau yang diremas-remas hingga keluar sarinya dan diendapkan semalaman hingga terbentuk lapisan padat.

Camcao jamak disebut merujuk pada cincau hijau. Sementara, sebutan cincau bagi orang Yogya merujuk pada cincau hitam yang banyak digunakan di minuman liang tea.

"Resepnya sama dengan yang dimiliki keraton, tapi biasanya juga ditambah dengan kelapa muda dan nangka," kata Dewi ditemui bersama rombongan Nestum di Yogyakarta, Senin, 22 April 2019.

Es camcao, sambung dia, biasa disajikan sebagai hidangan penutup. Tetapi, minuman itu juga ada saat acara mitoni, yakni tradisi tujuh bulanan yang digelar dengan menjual minuman kepada tamu yang hadir.

"Harganya Rp 16 ribuan saja," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya