Liputan6.com, Jakarta - Pusat Data dan Informasi Kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, mencatat dua warga meninggal dunia akibat banjir yang melanda beberapa wilayah di Jakarta, Jumat (26/4/2019).
BPBD DKI dalam laman resminya belum menyebutkan identitas kedua korban, namun menyatakan satu korban meninggal dunia akibat terseret arus Kali Ciliwung di Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan, sedangkan satu korban lainnya meninggal akibat serangan jantung di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur.
Advertisement
Banjir melanda sekitar 32 titik di Jakarta pada Jumat pagi akibat hujan lebat di kawasan Bogor dan sekitarnya pada Kamis 25 April 2019 malam.
Antara melansir, hujan deras mengakibatkan ketinggian muka air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat naik menjadi Siaga I.
Disebutkan lokasi yang terkena banjir antara lain di Jakarta Selatan tepatnya di RW 01, 02, 011 Kelurahan Pengadegan, RW 01, 03, 07 di Kelurahan Rawajati, RW 01 di Kelurahan Cikoko, dan RW 010 di Kelurahan Kebon Baru, dengan ketinggian banjir rata-rata 10 cm s.d 250 cm.
Sedangkan untuk Wilayah Jakarta Timur tepatnya di RW 01, 02, 03, 05, 08, 012 Kelurahan Cawang, RW 01, 02, 04, 05 Kelurahan Balekambang, RW 05, 06, 07, 15, 16, Kelurahan Cililitan, RW 04 s.d RW 08 Kelurahan Kampung Melayu dan RW 06, 07, 11, 14, Kelurahan Bidara Cina, dengan ketinggian banjir rata-rata 10 cm s.d. 250 cm.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mulai Surut
Banjir merendam ribuan rumah yang ada di Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2019) pagi. Salah satu pemukiman yang kena dampak yakni RW 07.
Pantauan Liputan6.com, air menggenangi jalan-jalan yang berada di kawasan tersebut. Ketinggiannya rata-rata mencapai 80 sentimeter.
Menurut seorang warga bernama Hisyam (49), banjirmulai surut pada siang ini. Sebelumnya, pada pukul 07.00 WIB ketinggian air mencapai satu meter hingga satu setengah meter.
"Air mulai datang jam 07.00 WIB," ucap Hisyam kepada Liputan6.com saat ditemui di lokasi.
Hisyam tinggal bersama istri dan kedua orang anak. Ia mengaku sudah terbiasa mengalami situasi seperti ini. Sejak tinggal di Cililitan pada 1970-an, kawasan ini memang terkenal langganan banjir.
"Sudah sering kayak gini," ujar dia.
Advertisement