Bandara Baru Yogyakarta Tekan Kepadatan Adisucipto hingga 25 Persen

Semua penerbangan internasional yang selama ini di Bandara Adisutjipto akan dipindahkan ke Bandara Baru Yogyakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Apr 2019, 16:41 WIB
Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly bersama Menhub, Budi Karya Sumadi dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X usai meninjau kesiapan petugas imigrasi Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Rabu (24/4). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan melakukan pendaratan perdana di Bandara Baru Yogyakarta atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang berlokasi di Kulon Progo, pada Senin (29/4). Ini sekaligus menandai pengoperasian Bandara tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kehadiran bandara tersebut akan membantu menekan kepadatan di Bandara Adisucipto. Kepadatan bahkan bisa ditekan hingga 25 persen.

"Bisa (menurunkan kepadatan). Tahap awal itu kira-kira 25 persen. Tapi kalau nanti mau lebih besar. Sekarang pun size sudah sama. Tapi kita batasi 25 persen," kata dia, saat ditemui di JS Luwansa, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Saat ini Bandara Kulon Progo akan dilayani sejumlah maskapai seperti Ada Citilink, Airasia, Batik Air dan Lion air. Pada operasi perdana Bandara ini masih akan melayani penerbangan domestik ke Jakarta, Bali, Kalimantan.

Sementara untuk rute Internasional, diakui Budi, belum tersedia di saat operasi perdana pada tanggal 29 April nanti. "Belum International butuh penyesuaian. Dia dua minggu sampai dua bulan pindah semua," ungkapnya.

Dia memastikan semua penerbangan internasional yang selama ini di Bandara Adisutjipto akan dipindahkan ke Bandara Kulon Progo. Saat ini proses pemindahan sedang dilakukan. Para maskapai pun tinggal menyelesaikan syarat-syarat administratif.

"(Rute internasional?) Pasti yang available adalah yang selama ini beroperasi terutama Singapura dan Malaysia. (Kesiapan maskapai?) Sudah. Tinggal dia memenuhi hal-hal yang bersifat administratif saja," ujarnya.

Terkait sarana transportasi pendukung Bandara, Budi mengatakan, saat ini baru tersedia dua moda transportasi, yakni Kereta Api dan Bus. "Sekarang itu ada dua yang kami siapkan. Satu itu kereta api ke stasiun tugu. Kira-kira 1 jam. Kami sediakan bus juga. Dari Kulon Progo ke Jogja, nanti ke (terminal) Giwangan," jelas Budi.

"Nanti 2020 kereta apinya akan langsung ke stasiunnya. Bandaranya sendiri akan selesai pada November tahun ini. Jadi semua akan beroperasi pada Desember 2020," imbuhnya.

Pengoperasian Bandara ini pun diharapkan dapat membantu melancarkan arus mudik, terutama bagi l masyarakat yang menggunakan transportasi udara. "Justru itu. Mudik akan kita tingkatkan," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Presiden Resmikan Bandara Baru Yogyakarta pada 29 April

Kondisi ruang check in di Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Selasa (23/4).Progres pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta hampir 100 persen, sementara progres pembangunan keseluruhannya termasuk domestik mencapai 47 persen. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Bandara Baru Yogyakarta atau New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang berlokasi di Kulon Progo siap beroperasi. Dengan beroperasinya bandara ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, tak hanya di Yogyakarta tetapi juga di Jawa Tengah.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan bandara tersebut dengan melakukan pendaratan menggunakan pesawat kepresidenan pada Senin 29 April nanti. Ini sekaligus menandai operasi perdana bandara tersebut. 

"Jadi bandara itu akan dioperasikan pertama hari Senin. Nanti Bapak Presiden akan landingpertama. Setelah itu akan ada lima penerbangan yang akan datang dan pergi," kata dia, saat ditemui, di JS Luwansa, Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Menurut Budi, dirinya sendiri telah melakukan pengecekan kesiapan Bandara pada hari Rabu lalu. Secara umum, kata Budi, Bandara siap beroperasi. "Saya hari Rabu ke sana. Saya lihat ramai, sudah selesai. Panjangnya 3.250 meter lebarnya 75 meter. Jadi satu landasan yang baik sekali," jelasnya.

"Kira-kira sepertiga dari seluruh bandara sudah selesai," imbuhnya.

Beberapa maskapai penerbangan, lanjut dia, sudah menyatakan kesiapan untuk melayani penerbangan di Bandara Kulon Progo. "Ada Citilink, ada Airasia, ada Batik dan dari Lion," tandasnya.


Bandara Baru Yogyakarta Bakal Bantu Tercapainya Target 20 Juta Wisman

Petugas mengecek kesiapan bangku di ruang tunggu Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Selasa (23/4). Menurut rencana, khusus Bandara Internasional Yogyakarta ini akan mulai beroperasi pada 29 April mendatang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Keberadaan bandara baru Yogyakarta dinilai akan memberikan dampak signifikan bagi sektor pariwisata Indonesia.

Lantaran selama ini Yogyakarta dan sekitarnya menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan baik lokal maupun mencanegara.

Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didin Junaedy mengatakan, keberadaan bandara baru tersebut akan membantu pemerintah mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta pada 2019.

‎"Dampak dari adanya bandara baru di Yogyakarta, itu bisa mengangkat kunjungan wisatawan ke Indonesia sehingga bisa mencapai 20 juta wisatawan secara nasional," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Jumat (26/4/2019). 

Menurut Didin, Yogyakarta sebenarnya memiliki potensi yang besar guna menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia. Namun sayangnya, selama ini masih terhambat oleh terbatasnya kapasitas Bandara Adisucipto.  ‎

"Karena Bandara Jogja (Adisucipto) yang sekarang  sudah tidak memadai lagi. Dan juga sudah ada maskapai yang sudah komitmen terbang langsung ke situ (Bandara Internasional Yogyakarta). Ini paling tidak akan membantu minat kunjungan wisata ke Yogyakarta dan Jawa Tengah," kata dia.

Sementara terkait dengan jarak bandara ke pusat kota Yogyakarta maupun ke objek wisata lain yang cukup memakan waktu, menurut Didin hal tersebut tidak menjadi masalah.

Ini justru bisa menjadi peluang untuk meningkatkan potensi wisata di sekitar bandara menuju ke objek-objek wisata yang sudah terkenal di Kota Pelajar tersebut.

"Meski agak jauh sedikit, karena dari bandara ke kota atau ke Borobudur agak sedikit jauh tetapi itu merupakan atraksi. Bukan sekadar dia tiba di bandara kemudian langsung ke hotel, tetapi ada perjalanannya yang itu merupakan atraksi," tandas dia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya