PGN Cetak Pendapatan USD 3,87 Miliar pada 2018

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengumumkan perolehan laba operasi sebesar USD 645 juta pada 2018.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Apr 2019, 18:30 WIB
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran jaringan gas bumi di perumahan warga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12). Pemerintah melalui PGN memberi tambahan 5.120 jargas pada tahun 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN)  mengumumkan perolehan laba  operasi sebesar USD 645 juta pada 2018,  meningkat dibandingkan pada 2017 sebesar USD 515 juta. 

Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan, PGN mencatatkan kinerja positif dari sisi pendapatan mencapai USD 3,87 miliar, dengan EBITDA sebesar USD 1,20 miliar.

"Total aset yang dikelola PGN mencapai USD 7,94 miliar," kata Gigih, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018, di Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Dia menuturkan, perbaikan kinerja keuangan didukung kegiatan operasional PGN selama 2018. Selain itu, perusahaan berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 894 BBTUD, naik delapan persen menjadi 962 BBTUD pada 2018.

Sedangkan untuk transmisi gas, volumenya sebesar 2.101 MMSCFD, lebih besar dibandingkan 2.078 MMSCFD volume transmisi gas pada 2017. 

Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 325.914, naik dari  299.766 pada 2017. 

"Kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049," tutur dia.

Pada sisi hulu melalui anak usahanya PT Saka Energy, PGN menorehkan catatan produksi  minyak dan gas bumi siap jual (lifting) sebesar 39.213 barel setara minyak (Barel Oli Equivalent Per Day/BOEPD.

Sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 962 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.101 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya 210 BBTUD.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


PGN Percantik Saka Energi Sebelum Dilepas

PGN Group bersama PT Pertamina Gas (Pertagas), yang telah bersinergi dalam Sub Holding Gas meluncurkan brand association yang dinamakan 'he Gas.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara (PGN) akan mempercantik anak usahanya PT Saka Energi, sebelum melepasnya. Saat ini sedang dilakukan kajian untuk menetapkan mekanisme pelepasan perusahaan tersebut.

Rencana pemisahan Saka Energi dengan PGN merupakan ‎dampak dari penerapan holding BUMN migas, yang menjadikan Pertamina sebagai induk holding dan PGN sebagai Sub Holding Gas.

Direktur Keuangan ‎PGN Said Reza Pahlevy ‎mengatakan, sebelum dilepas saat ini PGN sedang memperbaiki kinerja keuangan Saka Energi, hal ini untuk meningkatkan nilai perusahaan ketika divaluasi. Dia pun menyebutkan, salah satu potensi untuk efisiensi adalah bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) selaku holding migas.

"Kita mau meningatkan kinerja keuangannya Saka. Kami fokus memperbaiki kinerja mereka, kalau dijual kan rugi, kalau posisi sekarang," kata Reza, di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2019.

Menurut Re‎za, saat ini PGN belum mendapat sinyal dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melepas Saka Energi, meski begitu perbaikan kinerja keuangan perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai perusahaan.

"Ya, begitu. Belum ada arah ke sana, pokoknya sekarang kita memperbaiki kinerja keuangan," tuturnya.


Selanjutnya

Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja keuangan adalah efisiensi, dalam kegiatan pengembangan blok minyak dan gas (migas) yang‎ dikelola Saka.

"Efisiensi biaya, yang kami lakukan ya itu, fokus Saka di blok-blok memang punya potensi untuk dikembangkan dengan risiko yang lebih rendah," ujarnya.

Reza menambahkan, dalam melepas Saka Energi PGN tidak akan menawarkan untuk penjualan,‎ tetapi menunggu pihak yang berminat untuk memiliki saka. Selain itu, juga melepas saham ke pubik melaui IPO.

"‎Itu juga opsi (IPO) kalau kita jual kan ga mungkin. Kecuali ada orang yang mau, tapi kan ga lah jualan aset, bahaya. Belum ada arah untuk menjual," tuturnya.

Deputi Bidang Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menyatakan, saat ini sedang dilakukan kajian pelepasan Saka Energi dari PGN.‎ Saat ini ada dua opsi untuk melepas Saka Energi, yaitu melalui IPO dan masuk dalam bisnis hulu Pertamina.

"Kami masih kaji. Butuh waktu setidaknya enam bulan memang. Kan semua perlu perhitungan. Ada beberapa opsi. Kami masih mikir, ini Saka mau kita apain‎," tandasnya.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya