Liputan6.com, Tibet - Ratusan warga Tibet di pengasingan menyambut kepulangan Dalai Lama ke markas besarnya di Dharmsala, kota di India Utara, pada Jumat 26 April 2019 waktu setempat, setelah ia sempat dirawat di rumah sakit luar negeri.
Orang-orang Tibet membawa syal untuk upacara dan dupa. Sebuah gerbang besar dengan hiasan warna-warni didirikan, dan bendera-bendera Tibet serta Buddha dipasang di berbagai penjuru kota untuk menyambut kedatangan pemimpin spiritual Tibet yang berusia 83 tahun itu.
Dalai Lama memberitahu wartawan bahwa ia telah pulih sepenuhnya, tetapi penyakitnya telah menjadi "sedikit serius." Ia tidak memberikan rincian apapun.
Ia dirawat di rumah sakit di New Delhi sejak 9 April hingga 12 April.
Baca Juga
Advertisement
Presiden Pemerintah Pusat Tibet Lobsang Sangay menyambut Dalai Lama bersama dengan para pejabat pemerintah India di bandara.
Dalai Lama biasanya menghabiskan waktu beberapa bulan dalam setahun berkeliling dunia untuk mengajarkan Buddhisme dan menyoroti perjuangan rakyat Tibet untuk memperoleh kebebasan yang lebih luas di China. Tetapi ia mengurangi perjalanannya tahun lalu untuk lebih memperhatikan kesehatannya.
"Yang Mulia seperti matahari. Bahkan jika kita tidak mendambakan kebahagiaan, ini akan datang secara alami pada kita pada waktu ia berada di sekitar kita," kata Sonam Choephal, mantan tahanan politik yang berusia 85 tahun.
Choephal pernah menghabiskan waktu 22 tahun di penjara China di Lhasa karena turut serta dalam protes tahun 1959 di ibu kota Tibet itu. Ia tinggal di Australia dan bepergian ke India untuk berziarah.
Dalai Lama meninggalkan Tibet setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintah China pada tahun 1959.
China tidak mengakui pemerintah Tibet di pengasingan dan menuduh Dalai Lama berusaha memisahkan Tibet dari Tiongkok.
Dalai Lama membantah menjadi separatis dan mengatakan ia hanya mendukung otonomi yang lebih luas dan perlindungan terhadap budaya asli Buddha di kawasan tersebut.
Keluar Rumah Sakit Sejak 12 April
Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit di New Delhi, India sejak beberapa waktu lalu setelah sebelumnya harus mendapatkan perawatan akibat infeksi dada.
Dikutip dari laman BBC, Jumat 12 April 2019, juru bicara dari Dalai Lama yaitu Tenzin Taklha mengatakan bahwa kondisi Pemenang Nobel Perdamaian itu semakin membaik.
"Dia keluar dari rumah sakit pada pukul delapan pagi (waktu setempat)," ujar Taklha.
Sehari sebelumnya, Taklha mengatakan Dalai Lama telah melanjutkan "rutinitas normalnya" dan sedang melakukan beberapa latihan.
Dalai Lama dirawat di rumah sakit karena infeksi dada pada Selasa malam, 9 April 2019. Sakit yang dirasakan oleh Dalai Lama terjadi usai ia menghadiri sebuah pertemuan dengan para pemimpin pemuda di New Delhi.
Saat dia sudah sampai di tempat tinggalnya di Dharamsala, kawasan Himalaya, India, Dalai Lama mengeluhkan dadanya terasa nyeri. Ketika itulah, dia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Taklha mengatakan, tim dokter mendiagnosis Dalai Lama terkena infeksi dada dan dia harus menjalani perawatan selama dua atau tiga hari di rumah sakit.
Advertisement
Sosok Dewa Hidup
Bulan lalu menandai 60 tahun sejak Dalai Lama melarikan diri dari Tibet ke pengasingan di India usai pemberontakan yang gagal, menyusul kedatangan pasukan China di Tibet dan ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan.
Sejak waktu itu, Dalai Lama --yang dihormati sebagai dewa yang hidup oleh jutaan umat Buddha di Tibet-- telah menjadikan India sebagai rumahnya.
Rakyat Negeri Taj Mahal secara resmi memanggilnya sebagai "tamu kami yang paling mulia dan terhormat."
Dari kediamannya di sana, Dalai Lama berkeliling dunia, menjadi ikon, baik secara budaya maupun agama. Tahun lalu, ia memutuskan untuk mengurangi jadwalnya yang sibuk dengan alasan usia dan faktor kelelahan.
Belum diketahui siapa yang akan menggantikannya ketika Dalai Lama wafat nanti, bagaimana pemilihannya atau apakah akan ada 'Dalai Lama lain'.
Secara tradisional, gelar ini diberikan pada pemimpin tertinggi dalam Buddhisme Tibet yang dianggap sebagai reinkarnasi dari barisan guru agama yang diagungkan.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Dalai Lama pernah ditanya tentang sesuatu yang mungkin terjadi pasca-kematiannya. Ia mengantisipasi dugaan upaya Beijing untuk meniadakan penggantinya pada umat Buddha Tibet.
"Di masa depan, jika Anda melihat dua Dalai Lama datang, satu dari sini, di negara bebas, sedangkan satu lagi dipilih oleh orang China, dan kemudian tidak ada yang akan percaya, tidak ada yang akan menghormatinya (yang dipilih oleh China)," tuturnya.
"Jadi, itu masalah tambahan bagi Tiongkok. Itu (Dalai Lama baru) mungkin ada, bisa terjadi," lanjutnya sebagaimana dilansir dari CNN.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, pernah menyampaikan pada Maret kemarin bahwa reinkarnasi para Buddha yang masih hidup, termasuk Dalai Lama, harus mematuhi hukum dan peraturan Tiongkok.
Selain itu, mereka pun wajib mengikuti ritual keagamaan dan konvensi bersejarah Negeri Tirai Bambu.