Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menciptakan inovasi baru di dunia perbankan. Sebagai bagian dari digital branch, perusahaan mengeluarkan produk BNI Sonic (Self Service Opening Account).
Corporate Secretary BNI Meiliana mengatakan, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital, BNI Sonic hadir untuk mempermudah proses calon nasabah, dalam membuka rekening tabungan dengan sebuah mesin.
Layanan BNI Sonic di ditangani oleh mesin secara cepat dan menyeluruh sehingga ketika selesai membuka rekening, nasabah dapat langsung menggunakan kartu debit secara normal layaknya membuka tabungan di outlet konvensional.
Baca Juga
Advertisement
"BNI Sonic ini ditujukan kepada orang-orang yang digital savvy, tidak ingin ribet serta memiliki keterbatasan waktu untuk datang ke outlet konvensional untuk membuka rekening tabungan," kata Meiliana, di Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
Meiliana memaparkan, calon nasabah hanya membutuhkan e-KTP untuk memulai menggunakan mesin BNI sonic ini, agar calon nasabah dapat terdeteksi bahwa ia adalah seorang warga Negara Indonesia yang sah.
Lalu dalam prosesnya, tidak perlu lagi ada sesi wawancara dengan petugas Customer Service BNI, cukup menggunakan biometrik atau sidik jari untuk mengidentifikasi nasabah sebagai pengganti proses Know Your Customer (KYC).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3 Menit
Dengan cara mudah dan sederhana sehingga hanya membutuhkan waktu 3 menit sampai rekening jadi. Pengguna juga dapat memilih langsung jenis rekening. Mulai dari rekening BNI Taplus, BNI Taplus Muda, atau BNI Taplus Bisnis.
Keunggulan lainnya adalah, pengguna juga dapat memilih jenis kartu, bisa Kartu Platinum atau Gold, menyesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, pengguna juga bisa langsung mengaktifkan internet banking melalui mesin BNI Sonic.
BNI Sonic sudah dipayungi regulasi oleh OJK dan sudah mendapatkan Penghargaan dari MURI sebagai Pembukaan Rekening Tabungan Tercepat Melalui Opening Account Machine. Saat dilakukan tes, BNI Sonic hanya membutuhkan 2 menit 40 detik saja untuk membuka rekening tabungan.
"Tahun ini BNI bertahap akan menambahkan mesin tersebut untuk disebar ke beberapa lokasi di Indonesia sehingga turut membantu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI,” tandas Meiliana.
Advertisement
Tumbuh 11,5 Persen, BNI Kantongi Laba Rp 4,08 Triliun
Sebelumnya, BNI mengantongi laba bersih sebesar Rp 4,08 triliun sepanjang kuartal I 2019. Angka itu naik 11,5 persen secara Year on Year (YoY) dari periode sama pada tahun sebelumnya, yakni sebanyak Rp 3,66 triliun.
Peningkatan laba ini turut ditopang oleh tumbuhnya pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) dan juga pendapatan non bunga (Fee Based Income/FBI).
BACA JUGA
Menurut data yang dikeluarkan BNI, bank pelat merah ini mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 521,35 triliun, atau tumbuh 17,6 persen YoY dari Rp 439,46 triliun pada Maret 2018.
Kenaikan ini mendorong pendapatan bunga (Interest income) meningkat 12,1 persen, sehingga NII juga tumbuh 4,3 persen dari Rp 8,50 triliun menjadi Rp 8,86 triliun.
Kualitas kredit BNI terus menunjukkan perbaikan, yang ditandai oleh rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang terjaga pada level 1,9 persen.
Dengan perbaikan kualitas kredit tersebut, BNI mampu menurunkan credit cost dari 1,7 persen pada Maret 2018 menjadi 1,3 persen pada Maret 2019.
Sementara itu, coverage ratio juga masih meningkat dari 148 persen pada akhir Maret 2018 menjadi 153,1 persen pada Maret 2019 untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset di masa mendatang.
Di tengah ketatnya likuiditas pada industri perbankan yang tercermin dengan Loan to Deposit (LDR) sebesar 94 persen per Januari 2019, BNI mampu menjaga rasio LDR pada level 91,3 persen pada Maret 2019. Kondisi likuiditas ini dianggap mampu mendukung pertumbuhan kredit bank ke depan.
Kinerja keuangan BNI juga tidak terlepas dari pencapaian kinerja perusahaan-perusahaan anak.
Kontribusi laba anak usaha yakni BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, dan BNI Asset Management pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 37,6 persen YoY, atau sebesar Rp 390,31 miliar. Kontribusi itu setara 10 persen dari total laba bersih perseroan.