Kecewa Desanya Tandus, Pasutri Ini Tanam Pohon Setiap Hari Selama 20 Tahun

Pasangan yang bekerja sebagai fotografer ini menaman pohon setiap hari selama 20 tahun.

oleh Muhammad Fahrur Safi'i diperbarui 28 Apr 2019, 11:40 WIB
Sebastião Salgado dan istrinya Lélia Deluiz Wanick Salgado (Sumber: boredpanda)

Liputan6.com, Jakarta Menurut FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) organisasi PBB mengatakan bahwa sekitar 129 juta hektar hutan yang ukurannya sama dengan Afrika Selatan, telah hilang dari bumi selamanya sejak tahun 1990. Dan suatu daerah kira-kira ukuran negara Panama terus hilang setiap tahun.

Dengan sekitar 15 persen dari semua emisi gas rumah kaca berasal dari deforestasi, spesies tanaman dan hewan yang tak terhitung jumlahnya kehilangan habitatnya setiap hari. Ini adalah angka yang sangat merusak bagi kesehatan planet bumi, dan itu tidak bisa dibiarkan berlanjut.

Dikarenakan masalah inilah, seorang fotografer Brasil Sebastiao Salgado dan istrinya Lelia Deluiz Wanick Salgado memutuskan untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan membantu masalah ini dan memulai proses reboisasi.

Tidak mudah memang, karena butuh waktu dan tenaga yang banyak. Namun hasilnya tidak sia-sia, kini apa yang dilakukan Sebastiao Salgado dan Lelia Deluiz Wanick Salgado telah memberi dampak perubahan besar.

Berikut ulasan kisah inspiratif Sebastiao Salgado dan Lelia Deluiz Wanick Salgado yang Liputan6.com lansir dari Boredpanda, Minggu (28/4/2019).


Fotografer yang Pulang Ke Kampung Halaman

Kampung halaman Sebastião Salgado yang saat awal dia kembali (Sumber: boredpanda)

Salgado adalah tokoh terkenal yang telah memenangkan hampir setiap penghargaan utama dalam jurnalisme foto dan menerbitkan lebih dari setengah lusin buku.

Kembali pada tahun 1990-an. Kelelahan secara fisik dan emosional setelah mendokumentasikan kebiadaban mengerikan dari genosida Rwanda, ia kembali ke rumah di daerah asalnya di Brazil. Dulunya, kampung halaman Salgado pernah ditutupi oleh hutan hujan tropis yang subur.

Dia terkejut dan hatinya hancur ketika mendapati bahwa daerah itu sekarang tandus dan tidak memiliki margasatwa. Tetapi istrinya Lelia percaya bahwa itu dapat dikembalikan ke kejayaannya yang dulu.

“Tanah itu sama sakitnya dengan saya, semuanya hancur,” kata Salgado di The Guardian pada tahun 2015.

“Hanya sekitar 0,5% dari tanah ditutupi pepohonan. Kemudian istri saya punya ide luar biasa untuk menanam kembali hutan ini. Dan ketika kami mulai melakukan itu, maka semua serangga, burung, dan ikan kembali dan, berkat peningkatan jumlah pohon ini, saya juga terlahir kembali, ini adalah momen yang paling penting,” imbuhnya.


Mendirikan Instituto Terra

Relawan Instituto Terra yang ikut menanam pohon (Sumber: boredpanda)

Sebastiao dan Lelia mendirikan Instituto Terra, sebuah organisasi kecil yang memulai menanam 4 juta pohon dan telah membawa hutan kembali dari 'kematian'.

Dengan tekun dan menanam pohon setiap hari, kini daerah tersebut telah mempunyai perubahan pesat dalam 20 tahun.

Satwa liar telah kembali, di mana dulunya daerah ini merasakan keheningan yang mematikan. Sekarang ada hiruk-pikuk burung dan serangga berdengung di sekitarnya.

Secara keseluruhan, sekitar 172 spesies burung telah kembali, serta 33 spesies mamalia, 293 spesies tanaman, 15 spesies reptil dan 15 spesies amfibi, seluruh ekosistem dibangun kembali dari awal.


Hasil yang Dipetik Setelah Sekian Lama

Perubahan daerah yang tandus selama hampir dua dekade (Sumber: boredpanda)

Proyek ini telah menginspirasi jutaan orang dengan memberikan contoh nyata dari tindakan ekologis positif. Dan tentu saja menunjukkan seberapa cepat lingkungan dapat pulih dengan sikap yang benar.

Kisah inspiratif ini pun kini mulai menjadi perbincangan hangat. Semoga alam kembali hijau dengan banyaknya kisah inspiratif seperti ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya