Nikmatnya Kopi Pagi di Kawasan Legendaris Jarod Manado

Jarod yang terletak di Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, masih menjadi pilihan warga kota untuk menikmati hangatnya kopi pagi.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 29 Apr 2019, 06:00 WIB
Nani Sumot, peracik kopi untuk Presiden Jokowi saat mengunjungi kawasan Jalan Roda, Kota Manado. (Liputan6.com/ Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Kawasan kuliner Jalan Roda atau Jarod yang terletak di Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, masih menjadi pilihan warga kota untuk menikmati hangatnya kopi pagi.

Meski rumah kopi dan kafe bergaya modern tumbuh pesat, namun kawasan Jarod tetap punya pengunjung setia. Mereka dari berbagai kalangan mulai dari aparat TNI/Polri, pedagang kaki lima, pegawai pemerintahan, pegawai swasta, politisi hingga pengusaha berkumpul di sini. Kawasan Jarod ini pun pernah didatangi Presiden Joko Widodo.

"Jarod menjadi pilihan banyak warga Manado. Cita rasa kopinya berbeda dengan tempat lain, termasuk kafe gaya modern," ujar Maikel Pontolondo, warga Kecamatan Mapanget, Manado.

Maikel mengatakan, di kawasan Jarod juga semua warga dari berbagai kalangan bisa berkumpul tanpa memandang status sosial. "Buktinya Presiden Jokowi juga mendatangi kawasan ini," ujarnya.

Selain cita rasa dan lokasi yang strategis, harga terjangkau serta nilai sejarah membuat Jarod menjadi daya tarik warga mengunjungi kawasan ini. "Kami punya cara tersendiri mengolah biji kopi, sehingga menghasilkan rasa kopi khas," ujar Nani Sumot, salah satu peracik kopi.

Nani tak sekadar bicara. Karena dialah orang yang meracik kopi untuk Presiden Jokowi saat berkunjung ke Jarod Manado, Minggu, 31 Maret 2019 lalu. "Detailnya bagaimana, itu rahasia. Yang pasti dijamin kopi di sini rasanya berbeda," ujarnya.

Soal nilai sejarah, Jarod sudah ada sejak puluhan tahun silam. Bahkan ada yang menyebut sebelum perang dunia I dan II. Kompleks Jarod dulunya menjadi titik kumpul dari warga etnis Minahasa yang datang dari pegunungan ke Manado untuk menjual bahan-bahan hasil bumi.

 

 

    


Istilah Jalan Roda

Kawasan legendari Jalan Roda Kota Manado. (Liputan6.com/ Yoseph Ikanubun)

Istilah Jalan Roda muncul karena masyarakat Minahasa yang datang berjualan di tempat ini menggunakan alat transportasi roda pedati atau gerobak yang ditarik oleh sapi atau kuda. Di kawasan itu pula menjadi tempat interaksi warga Minahasa dengan penduduk Manado yang dulunya bernama Wenang yang tediri dari multi etis seperti Sangihe, Gorontalo, Tionghoa, Arab, dan Eropa.

"Jarod ini sudah lama berdiri. Setahu saya sebelum kemerdekaan Indonesia, sudah ada kawasan ini," ujar Asnah Adam, yang mengelola Rumah Makan Warna-Warni sejak tahun 1978.

Hingga kini, puluhan rumah kopi masih berjejer di sisi kiri dan kanan di ruas jalan sepanjang sekitar 100 meter. Sejak pukul 06.00 Wita, kawasan ini sudah siap melayani pengunjung hingga pukul 18.00 Wita.

“Kecuali ada acara khusus seperti kedatangan Pak Jokowi waktu lalu, kami buka hingga jam sepuluh malam,” ujar Asnah yang merasa bersyukur karena Jokowi memilih ngopi di warung miliknya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya