Pemimpin Sinagog Pernah Mengecam Insiden Penembakan di Masjid Selandia Baru

Pemimpin umat Yahudi yang tertembak dalam insiden penyerangan sinagog di California pernah mengecam pembantaian masjid di Selandia Baru.

oleh Siti Khotimah diperbarui 28 Apr 2019, 14:01 WIB
Keadaan di sekitar lokasi sinagog di California yang menjadi target penembakan (SANDY HUFFAKER / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Seorang rabi (pemuka agama umat Yahudi) yang terluka dalam insiden penembakan sinagog di California, sempat mengutuk penyerangan masjid di Selandia Baru pada 15 Maret 2019.

Yisroel Goldstein tertembak saat memimpin kebaktian di Sinagog Chabad of Poway pada Sabtu, 27 April 2019. Goldstein disebut oleh salah satu jemaatnya tidak meninggalkan sinagog pada saat insiden terjadi, justru ia mencoba menenangkan para jemaat.

Akibat insiden penembakan sinagog tersebut, Goldstein dilaporkan kehilangan dua jari di salah satu tangannya, menurut New York Post.

Pada 15 Maret lalu, saat 50 orang ditembak mati di dua masjid Kota Christchurch Selandia Baru, Goldstein mengutuk serangan melalui sebuah postingan di media sosialnya, mengutip laman Newshub pada Minggu (28/4/2019).

"Dengan apa yang terjadi di Selandia Baru, adalah tugas kita untuk menjelaskan bahwa ini adalah tindakan kejahatan murni," tulis sang pemimpin sinagog di akun Facebook pribadi.

"Setiap manusia diciptakan menurut takdir Tuhan. Kehidupan manusia sangat berharga. Doa dan duka cita kita bersama rakyat Selandia Baru," lanjutnya.

Dewan Yahudi Selandia Baru telah mengeluarkan siaran pers sebagai tindak lanjut insiden penembakan sinagog pada Sabtu yang bertepatan dengan Hari Raya Passover bagi umat Yahudi. Organisasi itu menyerukan kepada orang-orang dari semua agama dan latar belakang untuk bersatu mengakhiri serangan terhadap tempat-tempat ibadah.

"Ini adalah tindakna yang sangat mengganggu terhadap dunia, orang yang beriman tidak dapat berdoa dengan damai tanpa takut akan nyawa mereka," bunyi siaran pers tersebut.


Tersangka Terinspirasi Pelaku Teror Selandia Baru?

Wajah Brenton Tarrant terduga pelaku penambakan di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Warga Australia berusia 28 tahun tersebut melepaskan tembakan secara brutal ke dua masjid di Christchurch. (AP Photo)

Sementara itu, pria bersenjata yang menjadi tersangka penembakan sinagogdi California AS disinyalir terinspirasi pelaku teror di Negeri Kiwi. Sebelum melakukan penyerangan, John Earnest (19)  menulis sebuah manifesto anti-Semitisme sebelum penyerangan.

Dalam postingan di 8chan itu, ia memuji Brenton Tarrant, pelaku pembantaian di dua masjid Kota Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret lalu.

Melalui manifesto daring yang diunggah beberapa jam sebelum insiden, Earnest memuji Brenton Tarrant. Ia juga memberikan tautan ke sebuah halaman Facebook dan pesan yang berbunyi, "siaran langsung akan segera dimulai," mengutip Perth Now. Dalam postingan itu, ia juga menyertakan tautan lagu-lagu yang direncanakan akan diputar selama streaming aksi penembakan sinagog.

Dalam manifesto tersebut Earnest turut menyatakan, ia bertanggung jawab atas serangan pembakaran di sebuah masjid di kota Escondido di California pada bulan Maret lalu.


Menyerahkan Diri

Ilustrasi Tangkap Teroris (Liputan6.com/M.Iqbal)

Setelah penembakan itu, Earnest dilaporkan memanggil personel Patroli Jalan Raya California untuk melaporkan lokasinya di Interstate 15 di Rancho Bernardo, menurut Kepala polisi San Diego David Nisleit.

Salah satu petugas polisi yang bertugas melihat Earnest dengan mobilnya. Sang tersangka kemudian menepi, kemudian keluar dari kendaraan dan mengangkat tangan tanda penyerahan diri.

Kasus penembakan sinagog yang bertepatan dengan hari raya umat Yahudi ini tengah diselidiki oleh otoritas setempat.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya