17 Tentara Suriah Tewas dalam Serangan Pemberontak

Setidaknya 17 personel tentara Suriah dan sekutunya tewas dibunuh oleh dua kelompok bersenjata di Aleppo.

oleh Siti Khotimah diperbarui 28 Apr 2019, 19:10 WIB
Kompleks bangunan apartemen sisa perang Suriah di Aleppo roboh, menyebabkan 11 orang tewas (AFP/George Ourfalian)

Liputan6.com, Damaskus - Setidaknya 17 personel tentara Suriah dan sekutunya tewas dibunuh oleh dua kelompok bersenjata di Aleppo, pada Sabtu 27 April 2019. Korban luka mencapai 30 orang dalam serangan oleh Hay'et Tahrir al-Sham (HTS) dan sekutunya Hurras al-Deen, mengutip Al Jazeera pada Minggu (28/4/2019).

Kantor berita Ibaa yang terkait dengan HTS mengatakan serangan itu menewaskan lebih dari 20 tentara. Ia menambahkan, serangan itu merupakan balasan atas pengeboman oleh militer Suriah dan Rusia di daerah yang dikuasai pemberontak dalam beberapa hari terakhir.

 

Serangan itu diluncurkan tak lama setelah tengah malam yang memicu bentrokan berlanjut hingga subuh, kata Rami Abdel Rahman, kepala Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berpusat di Inggris.

Dia mengatakan pertempuran mereda setelah pesawat Rusia menyerang posisi kelompok-kelompok bersenjata, mendorong mereka untuk mundur.

Selain korban dari tentara Suriah, delapan penyerang bersenjata juga tewas.

Pesawat Rusia juga melakukan penggerebekan di provinsi tetangga, Hama, Sabtu pagi, menewaskan lima warga sipil, kata pihak observatorium.

Sementara itu, pada Jumat serangan Rusia menewaskan sedikitnya 10 warga sipil di provinsi Idlib, pusat wilayah yang dipegang HTS di Suriah barat laut.

Kantor berita pemerintah Suriah SANA mengatakan pemberontak menembaki desa Hader yang dikuasai pemerintah utara menewaskan dua warga sipil dan melukai yang lain.


Kesepakatan Zona Penyangga

Anggota Pasukan Pertahanan Suriah di Tabqa, salah satu sudut kota Raqqa. (Sumber Wikimedia Commons)

Untuk diketahui, Pihak Turki yang mendukung pemberontak dengan Rusia telah menandatangani kesepakatan zona penyangga pada September 2018 lalu. Hal itu untuk mencegah serangan besar-besaran pemerintah terhadap Idlib. Sayangnya, hasil kesepakatan tidak pernah dilaksanakan.

Wilayah sekitar itu mengalami peningkatan pengeboman sejak HTS mengambil kendali penuh pada Januari.

Serangan udara Rusia terbaru terjadi setelah dua hari pembicaraan tentang konflik Suriah antara Turki, Rusia dan sesama pendukung pemerintah Iran di Kazakhstan awal pekan ini.

Tiga pemerintah menyatakan keprihatinan atas meningkatnya kekuatan HTS di Idlib dan bagian-bagian provinsi yang berdekatan. Mereka bertekad untuk bekerja sama untuk menghilangkan kelompok tersebut.

Sebagai informasi tambahan, ribuan orang dan jutaan mengungsi sejak mulai dengan penindasan berdarah protes anti-pemerintah pada 2011.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya