WIKA Bangun 1.185 Rumah di Gurun Sahara

Total nilai kontrak pembangunan perumahan ini mencapai Rp 500 miliar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2019, 10:45 WIB
Peserta melintasi bukit pasir saat mengikuti kompetisi Marathon des Sables ke-33 di gurun Sahara, Maroko (14/4). Sekitar 1.000 peserta dari 50 negara ikut berkompetisi dalam Marathon des Sables ini. (AP Photo / Mosa'ab Elshamy)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Aljazair kembali menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA sebagai kontraktor pelaksana untuk membangun 1.185 unit logement (rumah) di Gurun Sahara, Ouargla, Aljazair.

Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan, total nilai kontrak pembangunan logement ini mencapai Rp 500 miliar. "Pengerjaannnya ditargetkan akan berlangsung selama 36 bulan dan berakhir pada Desember 2021," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/4/2019).

Dengan penunjukan tersebut, jumlah logement yang dibangun oleh WIKA di negara yang terletak di Afrika Utara itu kini mencapai 5.385 unit. Sebelumnya, perseroan mendapat kepercayaan untuk membangun 700 dan 1.000 unit logement di Baraki dan El Harrach, kemudian dilanjutkan dengan 1.250 unit logement di Khemis Miliana.

Tumiyana menuturkan, Gurun Sahara merupakan salah satu tempat terpanas di dunia dengan suhu maksimum bisa mencapai 50 derajat celcius. Kondisi tersebut berpotensi tidak baik pada pembetonan sehingga waktu pengerjaannya pun dibagi untuk menghindari suhu panas pada siang hari.

"Kondisinya sangat panas pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari, tapi teman-teman antusias karena memiliki tantangan baru. Dari situ, waktu kerjanya dibagi menjadi dua, yaitu mulai dari jam 5-11 siang dan dilanjutkan jam 5 sore-11 malam," ungkap dia.

Selain pengerjaan proyek di Gurun Sahara, Aljazair, WIKA juga terlibat dalam pembangunan Jembatan Limbang yang merupakan Cable Stayed Bridge Pertama di Sarawak, Malaysia. Secara progres, pengerjaan Limbang Bridge kini mencapai 11,78 persen.

Menurut Tumiyana, jembatan yang membentang sepanjang 772 meter dan lebar 20,5 meter di atas Sungai Limbang Sarawak ini merupakan proyek jembatan cable stayed kedua WIKA di luar negeri setelah Jembatan Comoro di Dili, Timor Leste.

"Tujuannya untuk mempersingkat jarak tempuh antara kota Limbang dengan Brunei Darussalam sekaligus mendukung upaya pengembangan daerah-daerah baru di Malaysia," jelas dia.

Pembangunan jembatan ini dilaksanakan oleh Brooke Dockyard Engineering & Works Corporation dengan melibatkan WIKA sebagai structure contractor. Total nilai proyeknya mencapai Rp 225,65 miliar, dengan target rampung pada Mei 2021.

"Semoga dengan keberhasilan WIKA dalam mengerjakan Limbang Bridge akan semakin memperbesar peluang WIKA untuk terlibat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur lainnya di Malaysia," pungkas Tumiyana.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Wika Bawa 1.343 Pekerja RI Garap Ribuan Rumah Subsidi di Aljazair

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan gedung dan jalan di Jakarta, Sabtu (10/11). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mensertifikasi 3.255 tenaga kerja konstruksi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana membangun rumah subsidi sebanyak 3.950 unit di Aljazair, masing-masing sebanyak 1.700 unit di Algier dan 2.250 unit di Blida. Pembangunan ribuan rumah tersebut akan dimulai pada 2019.

Direktur Eksekutif Eximbank Indonesia, Sinthya Roesly mengatakan, pengerjaan proyek tersebut membawa banyak manfaat bagi Indonesia.

Selain menekan defisit neraca perdagangan dengan negara itu, proyek ini juga menyerap 1.343 pekerja asal Indonesia. 

"Proyek pembangunan rumah bersubsidi (Iogement) di Aljazair yang dilaksanakan oleh WIKA secara langsung maupun tidak Iangsung memberikan multiplier effect bagi negara dan masyarakat Indonesia, yang diantaranya adalah mendorong strategi peningkatan ekspor ke negara non tradisional serta membuka lapangan dan kesempatan kerja langsung bagi 1.343 tenaga kerja Indonesia," ujar Sinthya di Kantornya, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Manfaat lainnya, kata Sinthya, berupa peningkatan nilai ekspor serta daya saing produk dan jasa Indonesia khususnya jasa konstruksi di pasar internasional, penetrasi pasar ke kawasan Afrika, serta meningkatkan nilai perdagangan bilateral Indonesia. 

"Diharapkan bentuk dukungan dari pemerintah serta sinergi antar BUMN dan Lembaga terus dipertahankan dan ditingkatkan sehingga bersifat berkelanjutan dan dapat menumbuhkan manfaat sosial ekonomi yang Iebih banyak Iagi," ujar dia. 


Strategi Sri Mulyani Dorong BUMN Menangkan Proyek di Luar Negeri

Menteri Keuangan Sri Mulyani (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menginginkan semakin banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dapat menggarap proyek di luar negeri. Pemerintah pun sudah menyiapkan lembaga yang dapat membantu pembiayaan bagi BUMN agar mampu bersaing dengan perusahaan dari berbagai negara.

Adapun lembaga tersebut adalah Eximbank Indonesia. Eximbank Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) seperti diketahui baru saja memberikan pembiayaan kepada PT Wijaya Karya sebesar Rp 187,7 miliar untuk menggarap pembangunan rumah subsidi di Aljazair.

"Saya harap perusahaan di Indonesia makin meningkatkan kemampuan untuk hadir di pasar internasional. Dan kita akan mendukungnya," ujar Sri Mulyani di Kantor Eximbank Indonesia, Jakarta, Rabu (27/3/2019).

"Ini juga salah satu bentuk pelaksanaan yg disebut national interest account (NIA). Suatu misi untuk melakukan peningkatan kapasitas dari perekonomian dan industri kita untuk bisa tembus pasar internasional melalui dukungan penuh dari LPEI, baik sektor manufaktur maupun jasa," sambungnya.

Sri Mulyani mengatakan, porsi penggerjaan proyek di luar negeri menjadi salah satu jurus ampuh untuk menekan defisit neraca perdagangan. Hal tersebut seperti yang telah dilakukan BUMN dengan Aljazair.

"Terutama dengan aljazair yang di mana kita memiliki neraca pembayaran yang negatif. Neraca perdagangan, karena aljazair adalah negara pengekspor minyak dan gas termasuk yang cukup penting di dunia. Kita mengimpor dari aljazair, sehingga dengan adanya kegiatan ekspor jasa termasuk konstruksi ini akan bisa kurangi defisit transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Aljazair," paparnya.

 


Indonesia Akan Punya Halal District Mirip Makah-Madinah

Pemandangan proyek pembangunan Perkampungan Budaya Betawi di tengah Setu Babakan, Jakarta, Kamis (3/1). Lokasi tersebut nantinya akan menjadi kawasan percontohan wisata halal. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberi dukungan penuh pada program Halal Park serta perkembangan industri halal. Seperti diketahui, Halal Park baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi pada pertengahan April 2019.

Namun, Halal Park ternyata merupakan langkah awal. Ke depannya, PT Wijaya Karya (WK) memainkan peran penting dalam bidang konstruksi dan realty. BUMN kontruksi satu ini akan mengembangkan Halal District seluas 2 juta meter persegi dengan anggaran sebesar Rp 250 miliar.

"Kami menyediakan desain dan terkait pembangunan ke depan, Insha Allah dalam dua tahun ke depan, tempat ini akan terwujud," ujar Novel Arsyad Direktur SDM dan Pengembangan Bisnis Wika dalam konferensi pers di Halal Park, GBK, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).

Selain menghadirkan co-working space dan tempat berjualan, konsep Halal District ini akan memberikan nuansa seperti mengunjungi Makah-Madinah, di antaranya:

- Masjid Kudus yang merupakan representasi Makah- Jalur pejalan kaki yang menghubungkan satu bangunannya ke bangunan lain yang terinspirasi dari tawaf

- Green Plaza Central sebagai lokasi sosialisasi ala konsep Plaza Mekah- Bangunan Rumah Minang dan Terawang yang mewakilkan Masjid Nabawi

Novel menjelaskan, konsep Halal District itulah akan mengakomodir fashion, makanan, turisme, dan sekolah. Keempatnya mengarah ke halal lifestyle dan melibatkan berbagai kementerian seperti Kementerian Perindustrian dan Perdagangan.

"Nantinya kita tak mungkin hanya sendiri, pasti kementerian lain pasti akan berkomunikasi membuat halal lifestyle ini bisa terjadi," ucap Novel.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya