Jelang Ramadan, Harga Bawang Putih Berangsur Turun

Saat ini harga bawang putih berada di kisaran Rp 56 ribu per kg.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 29 Apr 2019, 10:31 WIB
Bawang putih. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga bawang putih mulai beranjak turun pada awal pekan ini. Sebelumnya harga komoditas tersebut sempat mencapai Rp 60 ribu per kilogram (kg).

Ini diungkapkan oleh Johan, salah satu pedagang di Pasar Pondok Gede, Bekasi. Dia menyatakan saat ini harga bawang putih berada di kisaran Rp 56 ribu per kg.

Meskipun masih jauh dari harga normal, menurut Johan harga tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan Rp 60 ribu per kg.

Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang lain, yaitu Ali. Dia menyatakan harga bawang putih di warung miliknya saat ini berkisar Rp 58 ribu per kg.

“Masih mahal tapi standar sih dibanding kemarin. Sudah turun tiga harian,” ujar Ali pada Liputan6.com, di Bekasi, Senin (29/4/2019).

Selain bawang putih, bawang merah juga mengalami penurunan harga. Saat ini harga bawang merah berkisar Rp 32 ribu hingga Rp 38 ribu per kg.

Tidak hanya itu, harga tomat pun juga sudah mulai turun sejak lima hari belakangan ini.

“Tomat udah agak turun Rp 16 ribu per kg, kan sebelumnya harganya Rp 18 ribu pee kg,” kata Ali.

Sementara itu, harga bawang bombay masih enggan turun di harga Rp 26 ribu per kg, yang sebelumnya hanya Rp 18 ribu per kg.

Sedangkan untuk harga komoditas sayuran masih terpantau normal belum ada kenaikan sama sekali. Namun beberapa pedagang memprediksi harga-harga sayuran akan naik menjelang Ramadan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Buwas: Ada Menteri yang Belum Restui Bulog Impor Bawang Putih

Budi Waseso memberi sambutan saat peluncuran Rumah Pangan Santri, Jakarta, Rabu (3/10). Dibuatnya Rumah Pangan Santri bertujuan membantu pemerintah dalam menjamin ketersediaan pangan dan mengembangkan ekonomi pesantren. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) belum bisa mengimpor 100.000 ton bawang putih untuk memenuhi kebutuhan menjelang Ramadan. Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengungkapkan pelaksanaan impor tertunda karena belum mendapatkan restu dari seorang menteri.

Budi Waseso menjelaskan, sebenarnya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sudah memutuskan untuk menugaskan Perum Bulog mengimpor 100.000 ton bawang putih karena kebutuhan pasokan di pasaran.Menurut Budi Waseso, semua harga komoditas pangan menjelang Bulan Ramadan, sudah stabil karena stok dan pasokan melimpah, seperti beras. Namun terdapat satu komoditas pangan yang harganya masih fluktuatif dan pasokannya memang terhambat, yakni bawang putih.

Bulog diperintahkan menyediakan stok bawang putih dan itu sudah diputuskan di Rapat Koordinasi dipimpin Menko Perekonomian, tetapi ada salah satu menteri yang cara berpikirnya berbeda," ungkapnya seperti dikutip dari Antara, Minggu (28/4/2019).

Buwas, sapaan akrab Budi Waseso mengatakan akhirnya keputusan untuk impor bawang putih hingga hari ini belum bisa dilaksanakan. Hal itu juga, kata dia, yang membuat harga bawang putih di pasaran melejit pasalnya permintaan membludak sedangkan pasokan tidak memadai.

"Perintah kan sudah ada tetapi dibatalkan sepihak ya tanya yang membatalkan," ujar dia tanpa menyebut identitas menteri tersebut.

Harga bawang putih di pasaran saat ini sudah mencapai Rp 60.000 per kilogram (Kg). Padahal, ujar Buwas, normalnya hanya Rp25.000 per Kg.

"Saya tidak tahu karena apa bisa batal. Sampai hari ini kasihan kan masyarakat, akibatnya jadi seperti itu. Sekarang ancamannya harga bawang putih meningkat dan itu yang memicu inflasi karena kebutuhan bawang putih," jelasnya.

Jika izin tersebut terbit segera diterbitkan, Buwas berjanji akan segera mengeksekusinya. Dia juga akan menjual dengan harga standar dan tidak mencari keuntungan lebih karena ini adalah penugasan bukan tujuan komersial.

"Kita kan untuk penugasan sehingga masyarakat mendapatkan harga dan kualitas baik bawang putih dengan harga murah," tandasnya. 


Kementan Pastikan Pasokan Cabai dan Bawang Merah Selama Ramadan Aman

Harga bawang merah dan bawang putih yang melonjak naik jelang bulan ramadhan (Liputan6.com / Nefri Inge)

Kementerian Pertanian memastikan pasokan cabai dan bawang merah dari beberapa daerah penghasil selama bulan suci Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini sangat mencukupi. Harga bawang merah dan cabai juga diprediksi kembali normal.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjaga pasokan dan stabilisasi harga, dua komoditas hortikultura yakni cabai dan bawang merah kami jamin aman, sangat mencukupi kebutuhan," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, disela-sela pertemuan pengamanan pasokan dan stabilisasi harga aneka cabe dan bawang menyambut Ramadhan dan Idul Fitri 2019 di Bogor, Jumat (26/4/2019). 

Dia menjelaskan, kecukupan pasokan tersebut berasal dari panen raya bawang merah dan cabai yang terjadi di sentra-sentra besar pada Mei - Juni 2019. Terkait pasokan bawang putih, Suwandi memastikan akan segera terisi dari impor. Kementan sudah menerbitkan rekomendasi impor yang disusul dengan terbitnya izin impor dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) sejumlah sekitar 115 ribu ton.

"Terkait bawang putih, Kementan bersama dengan Kemendag kompak memastikan pasokan akan segera normal seiring dengan mulai diterbitkannya Surat Persetujuan Impor kepada beberapa importir. Artinya, pasokan cukup untuk kebutuhan puasa dan lebaran nanti. Surat rekomendasi impor berikutnya juga akan segera menyusul," ucap Suwandi.

Lanjutnya, harga bawang merah saat ini sudah kembali normal. Harga di pasar induk sudah dibawah Rp 20 ribu per kilo. Pasokannya pun terjamin karena sentra-sentra besar, seperti Brebes, Nganjuk, Demak, Grobogan, dan Bima, saat ini sudah memasuki panen.

"Pasokan dan harga di Pasar Induk juga terpantau normal. Tren pasokan dan harga stabil ini akan terus berlanjut sampai lebaran nanti. Cabai rawit dan keriting pun sangat aman. Untuk jenis TW atau cabai merah besar dalam beberapa hari ke depan juga akan terkoreksi normal seiring panen di Parakan, Muntilan, hingga Pujon Malang. Aman semua," kata Suwandi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya