AS Alami Kasus Campak Terparah

Hampir menyentuh 700 kasus campak terjadi pada tahun ini di Amerika Serikat. Padahal kasus ini sempat turun pada 2000.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2019, 13:00 WIB
Ilustrasi kasus campak di Amerika Serikat (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Wabah campak yang melanda Amerika Serikat saat ini mencapai angka tertinggi. Padahal, penyakit ini sempat dieliminasi pada 2000.

Tercatat ada 681 kasus campak di 22 negara bagian pada tahun ini menurut analisis data CNN dari data negara bagian dan departemen kesehatan lokal di sana. Kasus campak tertinggi sebelumnya tercatat pada 2015 yakni ada 667 kasus. 

Di tahun ini, kasus campak terdapat di negara bagian Arizona, California, Colorado, Connecticut, Florida, Georgia, Illinois, Iniana, Iowa. Juga di Kentucky, Maryland, Massachussetts, Michigan, Missouri, Nevada, New Hampshire, New Jersey, dan New York. Kasus campak juga terdapat di Oregon, Tennessee, Texas, dan Washington.  

Pada, Rabu, 24 April 2019, US Centers for Disease Control and Prevention melaporkan bahwa ada 695 kasus campak yang tercatat untuk tahun in. 

"Amerika Serikat melihat adanya kenaikan penyakit campak. Penyakit yang sebelumnya telah dieliminasi secara efektif dari negara ini," kata Health and Human Services Secretary Alex Azar Alex Azar, seperti dikutip CNN, Senin (29/4/2019).

 


Kasus Paling Banyak dari Komunitas yang Tidak Vaksin

Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)

Berdasarakan data yang ada, kebanyakan kasus di Amerika Serikat terjadi dalam komunitas dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

"Saya percaya bahwa kekhawatiran orang tua mengenai vaksin campak menyebabkan rendahnya tingkat vaksinasi. Kebanyakan kasus yang kita lihat terjadi di komunitas tanpa vaksinasi" kata direktur National Center for Immunization and Respiratory Diseases Nancy Messonier.

Berdasarkan data, sekitar 72 persen pasien campak tidak memiliki riwayat vaksinasi. 

CDC memprediksi virus campak dibawa oleh turis yang datang dengan membawa infeksi penyakit ini dari negara lain seperti Israel, Ukraina dan Filipina. 

"Semakin lama wabah ini terjadi maka semakin besar kemungkinan wabah ini untuk terus berada di Amerika Serikat" kata CDC. 

Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang dapat menyebar melalui udara saat seseorang yang terinfeksi bersin atau batuk. Virus ini juga dapat menular melalui kontak langsung atau karena menyentuh objek atau permukaan yang sama. Gejalanya berupa demam, batuk, hidung berlendir, mata berair dan banyak bercak merah.


Kasus Campak di AS

Pada 1912, campak menjadi penyakit yang diperhatikan secara nasional di Amerika Serikat. Selama satu dekade pertama dilaporkan bahwa terdapat 6.000 kasus kematian karena wabah ini.

Pada 1950, para peniliti mengisolasi virus dalam darah penderita. Pada 1960, peneliti akhirnya menemukan vaksin yang dibutuhkan. Selanjutnya vaksin tersebut diizinkan dan digunakan sebagai bagian dari program vaksin.

Menurut CDC, sebelum ada vaksin campak pada tahun 1963 diperkirakan ada 3-4 juta orang terkena wabah ini di Amerika Serikat. Setelah vaksin campak hadir, angka kasus maupun kematian campak menurun secara drastis. Pada tahun 1994 terdapar 963 kasus dan 508 kasus pada tahun 1996.

Pada 2.000 hanya terdapat 86 kasus dan wabah ini diumumkan telah dieleminasi dari Amerika Serikat. Artinya, tidak ada transmisi wabah selama lebih dari 12 bulan. Setelah 2000, jumlah kasus tahunan yang dilaporkan bervariasi dari 37 orang pada tahun 2004 hingga 667 pada tahun 2014.

Vaksin dari campak, gondong dan rubella yang dikenal Vaksin MMR sangatlah efektif. Satu dosis vaksin 93 persen efektif mencegah campak saat individu memiliki kontak dengan virus. Dua dosis akan meningkatkan keefektikfannya hingga 97 persen.

Para ahli menyarankan anak untuk mendapatkan dua dosis vaksin. Pertama antara umur 12 bulan hingga 15 bulan. Kedua antara umur 4 hingga 6 tahun.

Dalam pernyataan yang diberikan, Alex Azar pun menekankan keamanan dan kefektifan dari vaksin yang dapat mencegah terkena campak tersebut.

 

Penulis: Khairuni Cesario

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya