Tahun Lalu Rugi Besar, Kini Bos Facebook Raup Rp 283,8 Triliun

Sempat merugi akhir tahun lalu, sekarang bos Facebook bisa tersenyum lega.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 30 Apr 2019, 07:33 WIB
Mark Zuckerberg, Founder sekaligus CEO Facebook, banyak disalahkan sebagian pihak karena membiarkan penggunanya membagikan tautan berita hoax di Facebook. (Doc: Wired)

Liputan6.com, Menlo Park - Akhir tahun lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg menjadi salah satu miliarder yang paling merugi di dunia. Pada tahun ini, ia sudah berhasil meraup USD 20 miliar atau Rp 283,3 triliun (USD 1 = Rp 14.194).

Dilaporkan Forbes, Zuckerberg kini adalah miliarder terkaya nomor 5 di dunia. Bulan lalu, posisinya masih di nomor 8.

Kekayaan Zuckerberg sempat merosot setelah mencuatnya berbagai masalah terkait privasi data di platform Facebook. Beruntung pada kuartal-I tahun ini laporan keuntungan Facebook masih baik.

Para investor memandang positif laporan yang rilis minggu lalu tersebut. Alhasil, kekayaan Zuckerberg ikut naik hingga USD 5,5 miliar (Rp 78 triliun).

Laporan keuntungan tersebut juga lebih menarik perhatian ketimbang kabar Facebook membayar denda sebesar USD 5 miliar (Rp 70,9 triliun) karena permasalahan privasi.

Bos Facebook ditemani oleh Jeff Bezos dalam meraup keuntungan besar. Bos Amazon juga melaporkan keuntungan yang membuat harga saham naik 2,2 persen.

Kekayaan Bezos pun juga naik USD 3,2 miliar. Kekayaannya pun menembus USD 157,8 miliar (Rp 2.239 triliun).

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Rugi Rp 289 Triliun, Mark Zuckerberg Tetap Bersyukur

CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Pertengahan tahun lalu, CEO Facebook Mark Zuckerberg sempat menjadi orang terkaya nomor tiga di dunia. Setengah tahun kemudian peringkatnya terlempar dari lima besar dan menjadi miliarder paling rugi pada 2018 menurut Forbes.

Menurut data terkini Bloomberg Billionaire Index, kekayaan Mark Zuckerberg berkurang USD 19,9 miliar atau setara Rp 289 triliun (asumsi kurs USD 1 = Rp 14.568) dari tahun 2017. Sekarang ia berada di peringkat tujuh pada daftar itu, dua peringkat di bawah Amancio Ortega yang merupakan bos Zara.

Dalam surat akhir tahun yang dibagikan di Facebook, Mark Zuckerberg mengaku tetap bahagia dengan progres Facebook tahun ini. Ia pun bersyukur pada timnya di Facebook, serta para mitra dan peneliti.

"Saya bangga dengan progres yang kami telah buat di 2018 dan bersyukur pada semua orang yang menolong kami agar sampai ke tahap ini -- para tim di dalam Facebook, mitra-mitra kami dan peneliti independen dan semua orang yang memberikan kami banyak feedback," tulis Zuckerberg.

Zuckerberg turut berkomitmen akan memperbaiki bermacam hal di Facebook agar bisa terus menjadi tempat berkumpul komunitas. Ini termasuk upaya melawan berita sensasional dan misinformasi, serta konten terorisme.

Turunnya kekayaan Mark Zuckerberg terkait dengan jatuhnya harga saham Facebook karena bermacam isu. Platform yang ia buat pada 2014 itu menjadi pusat kontroversi karena sempat dituding menjual data publik milik pengguna ke pihak ketiga. Data itu diduga dipakai untuk insight iklan, bahkan tujuan politik.

Ada pula perkara pilpres AS 2016. Pendukung capres gagal Hillary Clinton memandang Facebook sebagai biang kekalahan karena menjadi sumber penyebaran berita palsu oleh agen Rusia. Pihak Facebook pun berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah di seluruh dunia dalam mengamankan pemilu dari berita-berita palsu.


Sempat Diminta Lengser

Seorang pria membaca iklan berisi permintaan maaf di sebuah surat kabar Inggris, 25 Maret 2018. CEO Facebook Mark Zuckerberg meminta maaf terhadap skandal Cambridge Analytica menggunakan iklan di sembilan surat kabar Inggris dan AS. (Oli SCARFF/AFP)

Tekanan dari investor agar Mark Zuckerberg mundur sebagai chairman Facebook ternyata tidak membuat pria berusia 34 tahun itu bergeming. Dia memastikan akan tetap bertahan di perusahaan tersebut.

Hal itu diungkapkan Zuckerberg dalam sebuah wawancara terbaru dengan CNN. Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis, tidak ada rencana bagi dirinya untuk mundur dari chairman Facebook.

Dalam wawancara tersebut, Zuckerberg juga menyoroti hubungannya dengan orang nomor dua Facebook, Sheryl Sandberg. Terlebih, sempat tersiar kabar bahwa dirinya menyalahkan Sandberg atas beragam kasus yang menimpa Facebook saat ini.

Bahkan, Sandberg dikabarkan sempat khawatir dengan posisi di perusahaan tersebut. Namun, Zuckerberg memastikan bahwa posisi Sandberg di perusahaan masih aman dan tidak berubah.

"Sandberg merupakan bagian penting dari perusahaan ini dan berupaya keras untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan," tutur Zuckerberg.

Suami Priscillia Chan itu juga menepis beragam pandangan buruk soal Facebook yang beredar belakangan ini. Menurutnya, Facebook sudah berupaya untuk menyelesaikan beragam masalah ini dengan pemerintah maupun organisasi nirlaba.

Sebelumnya, dari laporan The Wall Street Journal, Zuckerberg dikabarkan sempat menyalahkan Sandberg dan timnya atas kasus penyalahgunaan data yang melibatkan firma konsultan politik Cambridge Analytica.

Kepada wanita berpengaruh di Facebook itu, Zuckerberg menyebut, harusnya Sandberg lebih agresif dalam menangani konten dan masalah-masalah yang merepotkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya