Liputan6.com, Jakarta Manchester United (MU) menemui jalan terjal dalam perburuan posisi empat besar di Liga Inggris musim ini. Hasil imbang 1-1 melawan Chelsea di Old Trafford, Minggu (28/4/2019) membuat MU tidak kunjung beranjak dari posisi ke-6 di papan klasemen.
Bertanding di kandang sendiri, MU sebenarnya sempat unggul lewat Juan Mata pada menit ke-11. Namun Chelsea berhasil menyamakannya melalui Marcos Alonso pada menit ke-43.
Baca Juga
Advertisement
Hasil imbang ini sekaligus membuat Setan Merah kesulitan memangkas jarak dengan dua tim yang dua tim di depannya, Chelsea dan Arsenal. Chelsea sejauh ini masih berada di urutan keempat dengan torehan 68 poin, disusul The Gunners dengan koleksi 66 poin.
Di pentas Liga Inggris, 70 poin ibarat angka keramat bagi MU. Sebab sejak 1992-1993, setidaknya tiga kali tim berjuluk Setan Merah itu gagal menembus posisi empat teratas saat harus mengakhiri kompetisi dengan torehan di bawah angka tersebut. Kejadian ini dialami pada musim 2013/14 (64 poin), 2015/16 (66 poin), dan 2016/17 (69 poin).
Seperti tim-tim lainnya, MU kini hanya menyisakan dua pertandingan lagi. Satu pertandingan bakal berlangsung di markas Huddersfield Town dan satu lagi di Old Trafford.
"Saya pikir kami tidak bisa menyerah sampai secara teori semuanya berakhir, tapi tentu saja di depan ada gunung besar yang harus didaki. Kami harus fokus pada dua pertandingan yang tersisa, melakukan yang terbaik untuk diri kami sendiri, memenangkan pertandingan, dan menunggu ke mana pertandingan akan membawa kami," kata Solskjaer di situs MU.
"Akhir musim biasanya memunculkan hasil yang tiopis, keputusan aneh, jadi apapun masih bisa terjadi. Kami masi ingin finis lebih tinggu musim ini dan kita lihat saja kemana kami akan dibawa. Jadi kita tunggu saja berapa poin yang bisa kami raih," ujar Solskjaer.
Solskjaer sebenarnya sempat memberi angin segar bagi para pendukung MU saat pertama kali ditunjuk menangani Paul Pogba dan kawan-kawan setelah kian terpuruk di tangan Jose Mourinho. Apalagi, pelatih Norwegia itu sempat membawa MU kembali ke empat besar.
Namun belakangan magis Solskjaer mulai luntur. Dari 10 laga terakhir, Setan Merah baru menang dua kali. Di pentas Liga Champions, Setan Merah juga gagal mengulang kejutan di babak 16 besar usai menyingkirkan PSG meski sempat kalah di leg pertama.
Langkah Setan Merah harus terhenti setelah bertemu Barcelona di babak perempat final.
Beban Berat Solskjaer
Di atas kertas, peluang MU merebut posisi empat besar Liga Inggris musim ini belum tertutup. Hanya saja, selain perlu menyapu bersih dua laga tersisa, Setan Merah bergantung pada hasil pertandingan sisa dari dua rival terdekatnya, yakni Chelsea dan Arsenal. Bila kedua tim ini juga melakukan hal yang sama, posisi di klasemen tentu tidak akan berubah.
Menurut mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger, situasi ini sangat tidak menguntungkan MU. Tidak hanya untuk musim ini, tapi juga perjalanan Setan Merah untuk musim depan. Tanpa tiket empat besar yang menjadi salah satu syarat menuju Liga Champions musim depan, Setan Merah bakal semakin kehilangan daya tarik bagi pemain-pemain ternama.
Ini berarti, MU harus bekerja keras dan menyiapkan dana melimpah untuk mendapatkan amunisi berkualitas baru pada bursa transfer musim panas lagi. Belum lagi Setan Merah rentan kehilangan pemain bintang yang masih merindukan tampil di pentas Eropa.
Menurut Wenger, eksodus pemain bukan tidak mungkin bakal terjadi musim depan. "Mereka telah menghabiskan banyak uang dan masih banyak yang perlu dikerjakan," kata Wenger kepada beiN Sports mengomentari hasil imbang MU melawan Chelsea, Minggu kemarin.
"Apa yang menjadi menarik bagi saya pada musim panas ini adalah ada banyak klub besar yang ingin membeli pemain. Saya pikir akan lebih banyak uang dari pemain bagus di bursa transfer nanti," beber pelatih yang dijuluki The Profesor tersebut mengingatkan.
Sejumlah pemain MU memang tengah bersiap di depan pintu menyambut bursa transfer musim panas nanti. Ander Herrera, Juan Mata, Antonio Valencia, Matteo Darmian, dan Marcos Rojo merupakan beberapa nama yang kemungkinan bakal meninggalkan MU.
Paul Pogba yang kembali bersinar di bawah Solskjaer juga tidak semakin gencar dikaitkan dengan Real Madrid yang juga bersiap menatap kembali kekuatannya musim depan.
Advertisement
3 Penyebab Keterpurukan MU
Menurut Wenger, kemerosotan yang dialami MU terlihat jelass sejak Sir Alex Ferguson pensiun 2013 lalu. Namun menurut Wenger, sosok pelatih asal Skotlandia itu bukan satu-satunya penyebab keterpurukan yang dialami Setan Merah saat ini.
"Saya harus katakan ada tiga faktor utama, dia adalah sosok yang besar, Alex Ferguson di pertandingan dan klub, kualitasnya sangat dominan. Setelah itu, ketika dia berhenti, saya percaya itu adalah akhir sebuah era," kata pelatih asal Prancis itu mengenai kondisi MU.
"Bagi saya, akhir generasi bertepatan dengan Ryan Giggs, pemain yang luar biasa pensiun. Lalu yang kedua adalah kebijakan yang tidak berhasil. Sementara faktor ketiga adalah bahwa memang tidak mudah untuk melanjutkan kesuksesan," kata Wenger.
Bagi Wenger, MU sudah tidak memiliki lagi pemain-pemain yang siap tampil mati-matian bagi MU. Sementara pemain-pemain yang baru direkrut juga belum seluruhnya sukses.
"Ketiga faktor ini secara bersamaan menunjukkan, tidak mudah untuk meneruskan kesuksesan, itu semua berada dala lingkaran yang naik turun," kata Wenger.
Saksikan juga video menarik di bawah ini: