Selamat Pagi Tinabo, Gugusan Pulau di Taman Atol Terbesar Ketiga di Dunia

Suasana di pulau kecil berpasir putih itu sangat tenang, apalagi saat menikmati matahari terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat.

oleh Fauzan diperbarui 30 Apr 2019, 06:06 WIB
Pulau Tinabo, Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Istimewa)

Liputan6.com, Selayar - Pulau Tinabo, begitulah nama pulau kecil ini. Pulau berpasir putih tersebut termasuk dalam gugusan pulau yang berada di Taman Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Taman Nasional Taka Bonerate adalah taman atol terbesar ketiga di dunia, setelah Kwajelein di Republik Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Madilves.

Jadi tidak salah jika Pulau Tinabo, yang termasuk dalam gugusa Taman Nasional Taka Bonerate disebut sebagai salah satu surga bagi para Scuba Diver.

"Itu sudah pasti, taman atol disana itu salah satu yang paling keren yang pernah saya kunjungi," kata Harfiah Jayanti, salah seorang diver lokal asal Sulsel saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin malam (29/4/2019).

Keindahan yang disediakan Pulau Tinabo tidak hanya pada taman atol bawah lautnya. Di bibir palau yang hanya memiliki panjang 1,5 kilometer itu ada Babyshark yang sengaja dipelihara untuk menarik minat pengunjung.

"Iya ada di bibir pantai. Itu menjadi salah satu daya tarik wisata. Soalnya yang berkunjung ke sana itu banyak juga wisatawan asing," dia mengucapkan.

Bagi yang hendak berkunjung ke Pulau Tinabo, ada dua alternatif jalan yang bisa dipilih.  Pertama, naik pesawat langsung dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Aroeppala Selayar atau naik kendaraan darat dari Bandara Sultan Hasanuddin menuju Tanjung Bira di Kabupaten Bulukumba lalu naik kapak cepat menuju Kepulauan Selayar. 

"Nah nanti dari Pusat Kota Kepulauan Selayar, Kota Benteng, kita naik kapal lagi sekitar 4 sampai 6 jam di Pelabuhan Pattumbukang," Harfiah menjelaskan.

Perjalanan yang cukup panjang itu akan terbayar setelah tiba di Pulau Tinabo. Suasana di pulau kecil berpasir putih itu sangat tenang, apalagi saat menikmati matahari terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat.

"Itu salah satu tempat terindah yang pernah saya kunjungi, tidak akan pernah menyesal deh pokoknya, tempat yang damai untuk menghidar dari hiruk pikuk perkotaan," ucap dia bersemangat.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya