Liputan6.com, Kendari - Sebanyak 7 anak di bawah umur hilang secara misterius di Kota Kendari sejak Kamis, 25 April 2019, malam hingga Senin, 29 April 2019. Setelah hilang dari sekolah dan rumah selama beberapa jam, ketujuh bocah itu ditemukan di beberapa lokasi di Kota Kendari.
Saat ditemukan warga dan orangtuanya, semua anak yang berjenis kelamin perempuan ini dalam kondisi lemah. Tidak hanya itu, ketujuhnya diduga sudah mengalami kekerasan seksual oleh pelaku penculikan sebelum ditemukan kembali.
Enam anak korban penculikan ini ditemukan dengan beberapa bercak darah di pakaiannya. Sementara, satu anak diduga tidak sempat mengalami kekerasan seksual.
Baca Juga
Advertisement
Laporan hilang dua anak di bawah umur awalnya pada Kamis, di wilayah Kelurahan Kemaraya, Kota Kendari. Beberapa jam setelah itu, keduanya ditemukan di depan Kompleks Kantor Museum Sulawesi Tenggara pada malam hari.
Laporan kehilangan kedua, terjadi pada Jumat (26/4/2019). Awalnya, satu anak dilaporkan hilang dari rumahnya, kemudian menyusul satu laporan lagi soal hilangnya anak secara misterius. Keduanya ditemukan beberapa jam setelahnya.
Laporan ketiga, terjadi pada Minggu (28/4/2019). Satu anak hilang dan beberapa jam kemudian ditemukan warga dan orang tuanya. Laporan keempat, terjadi pada Senin (29/4/2019) sekitar pukul 15.30 Wita, seorang anak perempuan dijemput dari sekolah oleh seseorang yang mengaku pamannya.
Pengejaran Penculik
Orangtua korban yang berhasil ditemui, W, mengatakan langsung melaporkan ke Polsek Mandonga Kendari saat tidak menemukan anaknya di sekolah, Senin (29/4/2019). Dia mengatakan, baru sadar jika anaknya hilang saat menjemputnya sekitar pukul 16.00 Wita dari sekolah.
"Saya ketemu tinggal teman-temannya. Mereka bilang, anak saya dijemput orang dengan motor oleh pamannya. Saya langsung pulang dan melapor," ujarnya.
Saat polisi melakukan penyelidikan, anak yang diduga hilang itu ternyata berada sekitar 20 kilometer di wilayah hutan di pinggiran Kota Kendari. Puluhan anggota Polres Kendari yang dipimpin langsung Kapolres Kendari AKBP Jemi Junaidi dan Kasat Reskrim AKP Diki Kurniawan langsung melakukan pengejaran.
Saat mengejar korban yang dibawa bersama pelaku, polisi sempat berpapasan dengan pelaku yang mengendarai sepeda motor matic. Anggota Polres Kendari kemudian berbalik arah dan mengejar pelaku yang membawa korbannya. Namun, saat akan dilakukan tindakan di tempat, polisi tak berani sebab pelaku ternyata membonceng korban.
"Pelaku menjadikan korban tameng, sambil terus melarikan sepeda motornya dengan kencang. Saat sudah terdesak, pelaku langsung mengerem tiba-tiba dan membanting sepeda motor sehingga dia dan anak itu jatuh di semak belukar di samping jalan," ujar Kapolres Kendari, AKBP Jemi Junaidi, Senin (29/4/2019).
Polisi yang mengendarai mobil langsung mengejar pelaku. Namun, pelaku melepas korban dan motor yang dikendarainya kemudian lari menghilang ke dalam hutan di pinggir jalan raya.
"Kita tolong anaknya dulu yang kesakitan karena jatuh. Saat itu, pelaku langsung hilang ke dalam hutan karena memang lokasi itu wilayah hutan di pinggir Kota Kendari yang memang masih lebat," dia menambahkan.
Setelah beberapa jam usai kejadian, terungkap jika motor matic yang digunakan pelaku adalah motor curian. Di dalam bagasi motor ditemukan selembar celana jeans dan tali pinggang diduga milik pelaku yang disimpan dalam kantong.
Advertisement
Pelaku Diduga Oknum Anggota TNI
Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku diduga merupakan salah seorang oknum anggota TNI yang bertugas di Yonif 725 Woroagi, Sulawesi Tenggara. Pelaku berinisial PAP. Informasi ini dikonfirmasi Komandan Kodim 1417 Kendari Letkol Fajar Luvti Haris Wijaya, Senin (29/4/2019).
"Dia desertir Yonif 725 Woroagi, dia sudah keluar, desersi sejak setahun yang lalu. Dia sudah tidak tercatat sebagai prajurit TNI," ujar Fajar Luvti Haris Wijaya.
Fajar Luvti menambahkan, dia masuk sebagai anggota TNI sejak 2015 di Yonif 725 Woroagi. Sudah berkali-kali desersi dari tugas, dia menambahkan pelaku sudah tidak masuk (in absentia) di Yonif 725 sejak setahun.
"Soal kapan upacara dan sidang pemecatannya, kami belum tahu. Namun, nanti dicek ya di 725 (kesatuannya)," ujarnya.
PAP lahir di Desa Romean Kecamatan Yaru Kabupaten Maluku Tenggara, pada 21 Januari 1994. Dia sudah ditetapkan sebagai DPO pada 13 September 2018 oleh kesatuannya.
"Kami dan polisi cari pelaku yang saat ini lari di wilayah Hutan Nanga-nanga Kendari. Seperti teman teman tahu, dia lari ke arah hutan dan sampai saat ini belum ditemukan," ujar Dandim Kendari.
Informasi yang beredar, pelaku juga pernah melakukan kekerasan seksual pada seorang wanita pada 2016 dan sudah ditindak tegas kesatuannya. Namun, belum ada yang bisa dikonfirmasi soal informasi ini.
Pelaku Lolos
Saat melakukan pengejaran terhadap pelaku pada Senin (29/4/2019), puluhan anggota Polisi dan TNI yang menyisir lokasi menggunakan bantuan 2 ekor anjing pelacak. Pencarian dimulai pukul 19.00 Wita hingga menjelang pukul 00.00 Wita.
Polisi berbekal celana dan ikat pinggang milik pelaku yang disimpan di dalam bagasi motor. Kedua ekor anjing ini kemudian dituntun mengikuti jejak pelaku hingga sekitar satu kilometer lebih di wilayah perbukitan di dalam hutan.
Sekitar beberapa jam membantu pencarian, kedua ekor anjing ini belum berhasil mengelus keberadaan pelaku. Diduga, pelaku bersembunyi dan menghilang di dalam hutan di wilayah itu.
Polisi yang mengikuti hingga ke wilayah perbukitan tidak berhasil menemukan pelaku. Namun, terungkap jika korban yang hilang pada Senin (29/4/2019) sempat dibawa di lokasi hutan sebelum berpapasan dengan anggota polisi.
"Kami masih melakukan pencarian. Kami upayakan maksimal, hanya medan yang diduga sebagai tempat pelaku melarikan diri agak sukar karena wilayah hutan lebat," ujar Kasat Reskrim Polres Kendari AKP Diki Kurniawan.
Sejak diketahui identitasnya, wajah dan foto pelaku sudah beredar di media sosial. Namun, beberapa warganet ikut mengunggah video dan foto korban diduga pernah diculik dan mengalami kekerasan oleh pelaku.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement